Rabu, 28 Oktober 2009

I B U


Sebuah renungan yang sangat menarik. Renungan yang saya dapatkan dari Rumah Yatim Indonesia.

Bila dahaga, yang susukan aku....ibu
Bila lapar, yang menyuapi aku....ibu
Bila sendirian, yang selalu di sampingku.. ..ibu
Kata ibu, perkataan pertama yang aku sebut....Ibu
Bila bangun tidur, aku cari.....ibu
Bila nangis, orang pertama yang datang ....ibu
Bila ingin bermanja, aku dekati....ibu
Bila ingin bersandar, aku duduk sebelah....ibu
Bila sedih, yang dapat menghiburku hanya....ibu
Bila nakal, yang memarahi aku....ibu
Bila merajuk, yang membujukku cuma.....ibu
Bila melakukan kesalahan, yang paling cepat marah....ibu
Bila takut, yang menenangkan aku....ibu
Bila ingin peluk, yang aku suka peluk....ibu
Aku selalu teringatkan ....ibu
Bila sedih, aku mesti telepon....ibu
Bila senang, orang pertama aku ingin beritahu.... .ibu
Bila marah.. aku suka meluahkannya pada..ibu
Bila takut, aku selalu panggil... "ibuuuuu! "
Bila sakit, orang paling risau adalah....ibu
Bila aku ingin bepergian, orang paling sibuk juga.....ibu
Bila buat masalah, yang lebih dulu memarahi aku....ibu
Bila aku ada masalah, yang paling risau.... ibu
Yang masih peluk dan cium aku sampai hari ni.. ibu
Yang selalu masak makanan kegemaranku. ...ibu
Kalau pulang ke kampung, yang selalu member bekal.....ibu
Yang selalu menyimpan dan merapihkan barang-barang aku....ibu
Yang selalu berkirim surat dengan aku...ibu
Yang selalu memuji aku....ibu
Yang selalu menasihati aku....ibu
Bila ingin menikah..Orang pertama aku datangi dan minta
persetujuan.....ibu

Namun setelah aku punya pasangan……………

Bila senang, aku cari....pasanganku
Bila sedih, aku cari.....ibu
Bila mendapat keberhasilan, aku ceritakan pada....pasanganku
Bila gagal, aku ceritakan pada....ibu
Bila bahagia, aku peluk erat....pasanganku
Bila berduka, aku peluk erat....ibuku
Bila ingin berlibur, aku bawa.....pasanganku
Bila sibuk, aku antar anak ke rumah....ibu
Bila sambut valentine.. Aku beri hadiah pada pasanganku
Bila sambut hari ibu...aku cuma dapat ucapkan "Selamat Hari Ibu"
Selalu... aku ingat pasanganku
Selalu... ibu ingat aku
Setiap saat... aku akan telepon pasanganku
Entah kapan... aku ingin telepon ibu
Selalu...aku belikan hadiah untuk pasanganku
Entah kapan... aku ingin belikan hadiah untuk ibu

Renungkan:

"Kalau kau sudah selesai belajar dan berkerja... masih ingatkah kau pada ibu? Tidak banyak yang ibu inginkan... Hanya dengan menyapa ibu pun cukuplah".

Berderai air mata jika kita mendengarnya........
Tapi kalau ibu sudah tiada..........
IBUUUU...RINDU IBU.... RINDU SEKALI....
Berapa banyak yang sanggup menyuapi ibunya....
Berapa banyak yang sanggup mencuci muntah ibunya.....
Berapa banyak yang sanggup menggantikan alas tidur ibunya......
Berapa banyak yang sanggup membersihkan najis ibunya......
Berapa banyak yang sanggup membuang belatung dan membersihkan luka kudis ibunya....
Berapa banyak yang sanggup berhenti kerja untuk menjaga ibunya.....
Berapa banyak yang sanggup meluangkan waktu untuk menjaga ibunya yang telah renta…..

Seorang anak menemui ibunya yang sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur lalu menghulurkan selembar kertas yang bertuliskan sesuatu. Si ibu segera melap tangannya dan menyambut kertas yang dijulurkan oleh si anak lalu membacanya.

Upah membantu ibu:
1) Membantu pergi belanja : Rp 10.000,-
2) Membantu jaga adik : Rp 10.000,-
3) Membantu buang sampah : Rp 10.000,-
4) Membantu membereskan tempat tidur : Rp 10.000,-
5) Membantu siram bunga : Rp 5.000,-
6) Membantu sapu sampah : Rp 5.000,-
Jumlah : Rp 40.000,-

Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak , kemudian si ibu mengambil pensil dan menulis sesuatu di belakang kertas yang sama.
1) Biaya mengandung selama 9 bulan - GRATIS
2) Biaya tidak tidur karena menjagamu - GRATIS
3) Biaya air mata yang menitik karenamu - GRATIS
4) Biaya gelisah karena mengkhawatirkanmu - GRATIS
5) Biaya menyediakan makan, minum, pakaian, dan keperluanmu -GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - GRATIS

Air mata si anak berlinang setelah membaca apa yang dituliskan oleh si ibu. Si anak menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, "Saya Sayang Ibu". Kemudian si anak mengambil pensil dan menulis "Telah Dibayar Lunas Oleh Ibu", ditulisnya pada muka surat yang sama.

foto: adhit

Sabtu, 10 Oktober 2009

Solo di Waktu Malam

Solo di Waktu Malam

Solo di waktu malam hari
Merempuh menarik hati sunyi
Banyak tempat penghiburan asri
Pandangan mata berganti

Jurug dan Tirtonadi yang permai
Daun berbisik di tepi sungai
Kelap kelip sinarnya pelita
Remang-remang bercahaya

Reff:
Sunyi malam di kala purnama
Terdengarlah nun di sana
Sayup sampai tertiup bahana
Gamelan gending irama

Solo di waktu malam hari
Suara seni yang merayu-rayu
Meresap dan mendalam di hati
Menawan sanubari.

Itulah syair lagu 'Solo di Waktu Malam' yang diciptakan Maladi dan dipopulerkan oleh Mus Mulyadi. Maladi, di samping seorang seniman, adalah juga Menteri Penerangan RI (1959-1962) dan Menteri Olah Raga RI di zaman Bung Karno.

Tentu saja ketika menciptakan lagu tersebut Solo masih sangat sepi dibandingkan dengan saat ini. namun Maladi sudah punya visi kalau kota ini adalah kota yang tidak pernah mati. Kota yang selalu berdenyut dengan kegiatan warganya. Sebagian besar warga Solo beraktivitas siang hari namun sebagian yang lain mulai menjalankan kegiatannya pada malam hari.

Seperti yang saya temui ketika jalan-jalan pada Sabtu malam. Jalan di depan Istana Mangkunegaran atau lebih dikenal dengan Pasar pon disulap menjadi arena pameran dan seni pertunjukan. Sepanjang jalan didirikan tenda-tenda untuk kegiatan pameran dan dagang. Sedangkan ruang terbuka yang persis di depan Pasar Windujenar digunakan untuk aneka kegiatan kesenian. Kegiatan seni ini selalu berganti tiap minggunya: Musik jazz, pop, keroncong, ketoprak, dagelan, dan sebagainya.

Adapun di sepanjang jalan Slamet Riyadi puluhan anggota komunitas berkumpul di tempat mereka masing-masing: Ada klub vespa kuno, klub moge kuno, klub motor bebek dari merek tertentu, klub mobil mazda 'sabun', klub sepeda onthel, dan masih banyak lagi.

Di bawah walikota Jokowi, Solo sedang mengalamai masa keemasan dan kejayaan. Semua masyarakat merasakan kemakmuran dan sumringahnya kota ini. Berbagai kegiatan selalu diadakan sehingga membuat kota ini makin mantap sebagai Kota Budaya... The Spirit of Java
Sepanjang jalan Pasar Pon (Jl. Seram) didirikan tenda untuk pameran dan dagang.


Tidak usah takut lapar. Berbagai kuliner khas Solo siap menyambut Anda dengan pelayanan yang khas pula.


Malam itu musik Jazz sedang mendapat giliran pentas. Minggu depan giliran kesenian dari aliran lain.

Ruang terbuka di Pasar Windujenar inilah dipakai untuk ekspresi kesenian.

Silahkan 'klik' fotonya jika ingin melihat lebih jelas....