Senin, 28 Februari 2011

Cara Tepat Merawat Batik

Sebagai orang Indonesia, Anda setidaknya punya minimal satu kemeja atau busana batik. Tapi tahukah Anda bagaimana cara mencuci dan menyimpannya? Batik membutuhkan perawatan khusus agar tak cepat rusak. Coba tips berikut ini.

Batik terbuat dari sejenis lilin yang dinamai malam. Pewarnaan alami yang digunakan dalam proses pembuatan batik menyebabkan ia harus dirawat dengan serius. 
Banyak orang yang membersihkan busana batik mereka dengan drycleaning, padahal bahan kimia dalam drycleaning akan memudarkan warna asli batik. Kerusakan yang sama dapat ditimbulkan oleh deterjen dalam pembersihan dengan mesin cuci. Bagaimana pun juga, upaya terbaik membersihkan batik adalah dengan membersihkannya dengan tangan.

Gunakanlah sabun dan shampoo dalam air hangat. Saat ini sudah banyak yang menjual 'deterjen' khusus untuk batik. Hilangkan noda membandel dengan irisan lemon. Untuk mengeringkan batik Anda, gantunglah di tempat yang terlindung sinar matahari dan jangan peras busana batik anda.

Anda bisa mempertahankan pesona warna busana batik dengan menyimpannya dengan seksama. Caranya, lapisi busana batik anda dengan kain katun saat menyetrikanya. Agar warna busana batik tidak bercampur saat disimpan di lemari, lapisi busana batik dengan kertas minyak (jangan gunakan koran karena tinta koran bisa menodai batik), gulung dan gantunglah di lemari baju Anda.

Dengan cara yang tepat dalam membersihkan, mengeringkan, menyetrika, dan menyimpan, busana batik Anda bisa tahan lama dan awet keindahannya. Kini, Anda pun bisa menganggap busana-busana Anda sebagai investasi pribadi.

sumber: id.promotion

Jumat, 25 Februari 2011

Batik Tradisional Madura Bisa Punah

Motif batik tradisional Madura, Jatim, bisa punah, jika para perajin dan pengusaha batik tergiur mengikuti tren motif batik soft, yakni motif batik yang cenderung diminati pasar akhir-akhir ini. "Motif batik dengan warna dan tulisan yang soft akhir-akhir ini memang yang paling banyak diminati oleh konsumen batik tulis," kata pengusaha batik asal Pamekasan, Madura, Surayya Salla.

Motif batik ini, kata dia, merupakan jenis motif batik yang sudah tidak membedakan etnik antara satu daerah dengan daerah lain. Seperti motif batik tulis Madura, Solo dan Yogyakarta.


"Artinya motif batik tulis soft ini sudah lintas daerah dan lintas etnik," terang Surayya, Jumat (25/2/2011).
Di satu sisi, sambung dia, keinginan pasar yang seperti itu memang cenderung menguntungkan, karena para pedagang dan perajin batik memiliki kesempatan yang sama untuk memasarkan hasil kerajinannya. Namun disisi lain, identitas daerah cenderung punah.


Padahal, kata Surayya yang juga aktivis Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) ini, batik, khususnya batik tulis bukan hanya hanya kerajinan semata, namun juga merupakan karya seni dan hasil kreasi budaya anak bangsa.

"Jika identitas daerah hilang, seiring dengan kecenderungan pasar global yang diinginkan para konsumen batik, maka nilai budaya juga akan luntur," ucap Surayya.
Sebagian perajin yang masih memiliki kepedulian mempertahankan identitas etnik daerah, kini tetap berupaya memasukkan identitas daerah terhadap motif batik yang menjadi keinginan pasar akhir-akhir ini.

"Kalau kami tetap berupaya memasukkan sedikit motif batik Madura dengan menambah gambar bunga berwarna terang seperti ini," paparnya sambil menunjuk jenis unsur bunga yang menurutnya sebagai identitas etnik batik tulis Madura.

Batik bermotif soft, yang kini menjadi kecenderungan permintaan pasar, sebenarnya merupakan fase ketiga dalam pasaran dunia batik di Indonesia dan dalam skala internasional. "Tren awal itu batik tulis itu semi kontemporer, lalu motif batik kontemporer dan kini ke motif batik soft," katanya.

Motif Sekar Jagad

Menurut Surayya batik tulis Madura, sebenarnya memiliki beragam motif, bahkan mencapai seratus motif batik lebih. Antara lain motif sekar pote, sekar mangkok, bing-tabing, dan sekar jagat.
Namun dari ratusan motif batik itu, yang paling banyak diminati oleh konsumen ialah motif batik sekar jagat.

"Soalnya semua gambar bunga ada pada motif batik ’sekar jagat’ ini. Namanya juga jagat, artinya semua jenis," ucap Surayya.

sumber: kompas
foto sekar jagad: bollahruwet

Minggu, 13 Februari 2011

Kereta Api Berbatik

Ada banyak cara untuk mengapresiasi batik. PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) pun tak mau ketinggalan untuk ikut mempromosikan batik. 

Perusahaan milik negara yang menjadi operator sepur ini menghiasi gerbong kereta api Parahyangan dengan motif batik. Kepala Humas PT KAI Daops II Bambang S Prayitno mengatakan, pemasangan stiker batik di gerbong kereta merupakan salah satu bentuk apresiasi pihaknya terhadap kesenian batik. Apalagi saat ini batik sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan asli Indonesia.

Selain itu, dia berharap kereta yang dihiasi batik itu dapat menjaring lebih banyak penumpang. Rencananya, kata dia, kereta tersebut akan didaftarkan ke Museum Rekor Indonesia (Muri). “Meski yang dihiasi hanya satu, namun kita akan daftarkan ke Muri. Ini merupakan kereta kreasi batik pertama di Indonesia,” kata Bambang seperti dikutip Bandung Ekspres (grup JPNN), Sabtu (12/2).

Dijelaskannya, penyerahan penghargaan dari Muri akan dilaksanakan Selasa (15/2) nanti. Bambang menambahkan, pengerjaan pemasangan stiker motif batik tersebut dilakukan oleh para mahasiswa dan alumni ITB yang menjadi konseptor desain batik tersebut. 

Menurut salah satu konseptor, Yosef Adiguna, desain pembuatan motif tersebut dikerjakan selama sebulan. "Proses pengumpulan ide berawal pada Desember kemarin, dan desain jadi di bulan Januari," terang Yosef.

Yosef menerangkan, tema yang diangkat dalam desain kali ini adalah warisan budaya Indonesia. Dalam desainnya terdapat delapan motif batik. "Di antaranya ada wayang, burung, batik, dan taman bunga," tambahnya.

Semua motif tersebut, kata dia, menggambarkan wajah PT KAI dan Kota Bandung yang terkenal sebagai Kota Kembang. Dia menjelaskan, tema wayang dipilih tokoh Bima karena menggambarkan sosok yang gagah berani dan teguh pendirian. Dia berharap PT KAI bisa mencontoh tokoh tersebut.

Di hari yang sama, PT KAI menggelar Festival Kuliner yang digelar hingga 15 Februari mendatang. Festival tersebut digelar di pelataran parkir Stasiun Bandung. Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Direktur Utama PT KAI Darmawan Daud. "Selain ada peresmian kereta batik, di parkiran juga ada festival kuliner," jelas salah seorang panitia, Kuncoro. Dijelaskan dia, acara tersebut digelar untuk mengembangkan kreativitas masyarakat dalam bidang kuliner.

“Kuliner merupakan salah satu kekayaan budaya yang bisa dibanggakan. Makanya perlu adanya kegiatan yang bisa mengembangkan inovasi kreatif dari para pelaku industri kuliner di Jabar,” tambahnya.

Dalam festival kuliner tersebut, terdapat 35 stan yang menjual makanan dari berbagai daerah. Mulai makanan khas Jabar hingga dan Jakarta.

sumber: JPNN
foto: detikcom


Kamis, 10 Februari 2011

Keunikan 2011


Tahun ini ada hal unik: 1-1-11, 11-1-11, 1-11-11, 11-11-11. Sekarang coba 2 digit terakhir tahun kelahiran anda + umur anda tahun ini, jumlahnya = 111.

Kalau lahir setelah tahun 2000 jumlahnya = 11

Contoh: Lahir tahun 1936, tahun ini umur 75, maka 36+75 = 111

sumber: anonim
foto: adiguna

Selasa, 08 Februari 2011

Suku Aborigin adalah Astronom Pertama?

Suku ini bahkan mengenal perbintangan ribuan tahun lebih dulu ketimbang piramida di Mesir.

Gambar ini mungkin hanya terlihat seperti tumpukan batu tua di pedalaman Australia. Tapi, sejumlah ilmuwan menegaskan bahwa jika diamati, tumpukan batu-batu itu menunjukan bahwa suku Aborigin kuno adalah astronom pertama di muka  bumi ini. 

Boleh percaya boleh tidak. Tapi kesimpulan ini dilansir setelah para ilmuwan itu  melakukan pengamatan  atas batu yang ditemukan di sebuah peternakan dekat Gunung Rothwell, 50 mil sebelah barat Melbourne.

Mereka yakin batu-batu besar yang ditata di atas tanah itu bertujuan untuk memetakan pergerakan matahari, yang dibuat semacam jam matahari kuno oleh suku primitif.

Jika itu benar, maka para penata batu-batu itu diperkirakan telah mengenal astronomi sejak lama,  sebelum jaman Stonehenge dan jaman piramida di Mesir ribuan tahun lalu. "Batu-batu tua ini telah ditata tepat untuk memetakan matahari," kata astrofisikawan profesor Ray Norris, yang berasal dari Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation Australia di Canberra.

"(Tata letak) ini tidak dapat dilakukan berdasarkan dugaan saja. Ini membutuhkan pengukuran yang sangat teliti dan tepat," jelasnya, yang dikutipVIVAnews dari Dailymail, Senin 7 Februari 2011.

Diamati dari permukaannya, Profesor Norris mengatakan, batu yang diletakkan oleh suku Aborigin itu diperkirakan berusia 10.000 tahun yang lalu, bahkan ribuan tahun sebelum jaman Stonehenge dan piramida Mesir.

Sekelompok astrofisikawan Australia ini cukup terkenal karena temuannya yang relatif akurat berdasarkan pengamatan dari batu dan benda-benda fisika lainnya. Tetapi baru kali ini mereka datang dengan hasil temuan yang bisa memutarbalikkan sejarah.

Penelitian tetap berlanjut. Jika temuan definitif ini memang terbukti diletakkan sebagai sebuah jam matahari kuno, maka monumen Stonehenge yang terkenal dari Inggris relatif pendatang baru dalam dunia astronomi. 

Sekadar diketahui, menurut sejumlah arkeolog, Stonehenge dibangun sekitar tahun 2.000-2.500 SM dan didirikan oleh sekelompok orang kuno untuk memberikan garis pandang untuk matahari dan bulan untuk kemudian dijadikan tanggal tertentu, khususnya untuk mengantisipasi datangnya musim panas dan musim dingin. Sementara piramida dibangun sekitar tahun 3.200 SM.


sumber: vivanews

Kamis, 03 Februari 2011

Jemaah Haji Berseragam Batik Mulai Tahun Ini


Pada musim haji tahun ini seluruh jemaah haji Indonesia, baik jemaah reguler maupun haji khusus, harus memakai seragam batik haji yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 

"Seragam batik  haji ini gunanya sebagai identitas masyarakat Indonesia, dan memudahkan koordinasi jemaah haji kita di Tanah Suci," kata Menteri Agama Suryadharma Ali, usai peluncuran motif dan warna seragam jemaah haji Indonesia tadi malam di Jakarta.

Menurut Menag, untuk tahun ini juga, pemerintah mengeluarkan kebijakan seragam batik bagi jemaah haji. Ini merupakan salah satu upaya untuk menghadirkan ciri khas jemaah haji dalam semangat Islami yang mencerminkan identitas nasional.

"Motif dan warna batik seragam jemaah haji ini dipilih berdasarkan pemenang lomba yang diadakan oleh Kementerian Agama, dengan juri beberapa desainer dan orang yang ahli di bidangnya," tambah Suryadharma.

Batik yang dipilih sebagai seragam jemaah haji ini, adalah hasil kreasi rancangan dari Tatik Firdaus, owner CV Firdaus Batik dari Kebun Jeruk, Jakarta. Perusahaan batik UKM ini menang setelah melalui proses penjurian dan terpilih dari 15 peserta UKM lainnya.

Hak cipta kreasi rancangan batik tersebut diserahkan kepada pemerintah, dan sebagai kompensasi Tatik memperoleh dana sebesar Rp150 juta dari Kementeri Agama. Selanjutnya motif dan warna batik jemaah haji Indonesia bisa diperbanyak oleh UKM lainnya, dan dijual kepada calon jemaah.

Seragam batik berwarna hijau dengan aksen ungu ini, menampilkan motif bunga dari pulau-pulau besar yang ada di Indonesia. Desainnya menggambarkan tentang bersatunya kebudayaan Indonesia, yang walaupun berbeda suku dan adat, tapi masih dalam satu kesatuan Republik Indonesia.

Motifnya menampilkan ornamen-ornamen pulau besar yang ada di Indonesia. Seperti bunga rafflesia dari Sumatera, perisai dari Kalimantan, lereng atau parang dari Jawa, dan tanaman rambat dari Indonesia Bagian Timur. Gabungan dari keseluruhan ornamen tersebut, merupakan perwujudan dari perwakilan budaya lokal Indonesia yang telah menjadi satu kesatuan dalam budaya nasional.

Latar belakang warna hijau, adalah sebagai lambang dari jamrud khatulistiwa yang telah menyatukan pulau-pulau di Indonesia. Hijau juga merupakan warna Islam bagi bangsa di dunia. Sementara warna ungu merupakan perlambang warna untuk masing-masing ornamen dari pulau besar, agar serasi dan enak dipandang.

"Pengadaan seragam batik ini bebas dari praktik KKN. Tujuannya untuk menghidupkan UKM batik yang banyak di daerah. Batik ini dibuat oleh UKM.
Hak patennya menjadi milik Kementerian Agama. Tapi perlu diingat bahwa Kemenag tidak menjual batik. Batik ini diproduksi oleh UKM-UKM dan menjualnya kepada jemaah," tegas Menag.