Sabtu, 11 Januari 2014

Batik untuk Pengantin (2)

Truntum

 Motif Truntum diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana (Permaisuri Sunan Pakoe Boewana III). Bermakna cinta yang tumbuh kembali. Beliau menciptakan motif ini sebagai simbol cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama semakin terasa subur berkembang (tumaruntum).

Karena maknanya, kain bermotif truntum biasa dipakai oleh orang tua pengantin pada hari penikahan. Harapannya adalah agar cinta kasih yang tumaruntum ini akan menghinggapi kedua mempelai. Kadang dimaknai pula bahwa orang tua berkewajiban untuk “menuntun” kedua mempelai untuk memasuki kehidupan baru.

Ratu Ratih - Semen rama


 Ratu ratih dari kata ratu patih, ada pula yang menterjemahkan tunjung putih (ratu yang dijunjung atau diembani patih karena usianya masih muda). Di dalam batik ini dikaitkan dengan suatu kemuliaan, keagungan pribadi yang bisa menyesuaikan dengan alam lingkungan.

Beberapa ornamen utama yang ada dalam motif ini adalah ornamen yang berhubungan dengan daratan, lautan, udara, serta ornamen yang berhubungan dengan paham Triloka atau Tribawana (3 dunia: dunia tengah tempat hidup manusia, dunia atas tempat para dewa dan para suci, dunia bawah tempat yang dipenuhi angkara murka).

Dilihat dari namanya batik ini muncul pada masa pemerintahan Pakoe Boewono VI, dimana pada saat diangkat menjadi raja, beliau masih muda dan didampingi oleh patihnya pada tahun 1824 masehi.

Motif Semen Rama dimaknai sebagai penggambaran dari “kehidupan yang semi” (kehidupan yang berkembang atau makmur). Terdapat beberapa jenis ornamen pokok pada motif-motif semen. Yang pertama adalah ornamen yang berhubungan dengan daratan, seperti tumbuh-tumbuhan atau binatang berkaki empat.

Kedua adalah ornamen yang berhubungan dengan udara, seperti garuda, burung, dan megamendung. Sedangkan yang ketiga adalah ornamen yang berhubungan dengan laut atau air, seperti ular, ikan dan katak. Jenis ornament tersebut kemungkinan besar ada hubungannya dengan paham Triloka atau Tribawana.

Paham tersebut adalah ajaran tentang adanya tiga dunia; dunia tengah tempat manusia hidup, dunia atas tempat para dewa dan para suci, serta dunia bawah tempat orang yang jalan hidupnya tidak benar/dipenuhi angkara murka. Motif Semen sendiri biasanya merupakan penggambaran dari kehidupan yang bersemi, berkembang atau makmur.

Dua motif batik kembar sepasang (sawitan) ini umumnya dikenakan pasangan mempelai sebagai lambang kesetiaan istri terhadap suaminya..

Wahyu Tumurun


Batik motif wahyu tumurun merupakan salah satu motif yang banyak disukai karena keindahan pola dan filosofinya yang mendalam.

Motif utamanya yaitu pola mahkota terbang tampak lebih menonjol dengan tambahan motif sepasang ayam atau burung yang berhadap-hadapan.

Pola dalam motif batik wahyu tumurun memiliki makna dan harapan agar orang yang mengenakannya memperoleh anugerah kebahagiaan dari Sang Pencipta di masa mendatang. Batik ini biasa dikenakan oleh mempelai pengantin saat upacara penikahan adat Jawa.

Rabu, 08 Januari 2014

Batik untuk Pengantin (1)


Bagi mempelai yang memilih pernikahan ala tradisional Jawa, hampir dapat dipastikan memilih kain batik untuk melengkapi busana pengantinnya. Seperti juga berbagai tata cara dalam rangkaian upacara tradisional Jawa yang sarat makna, corak kain pengantin tradisional juga memiliki makna, nilai, serta filosofi yang berbeda satu dengan lainnya. 

Oleh karena itu, seorang mempelai sebaiknya memahami terlebih dahulu corak atau motif apa saja yang umum digunakan dalam pernikahannya dan tidak hanya memilih kain batik pengantin hanya berdasarkan keindahan coraknya saja. Dalam acara pernikahan, dianjurkan agar mempelai menggunakan kain batik bermotif yang diawali dengan kata ‘sida/sido’ yang berarti ‘jadi’, seperti:

Sido Mulyo



Kain batik pengaruh Kraton yang berasal dari daerah Banyumas ini pantas dikenakan oleh mempelai pria maupun wanita dan memiliki makna hidup dalam kemuliaan, kebahagiaan serta limpahan rejeki.



Sido Luhur

Batik dari daerah Kraton Surakarta ini memiliki makna keluhuran atau budi luhur yang dijunjung tinggi dalam hidup. Keluhuran yang dimaksud adalah keluhuran secara lengkap, baik materi maupun non materi. Keluhuran materi mengandung makna hidup berkecukupan, mencukupi segala kebutuhan ragawi dengan bekerja keras sesuai pekerjaan, jabatan, pangkat / derajat maupun profesinya.

Sedangkan keluhuran non materi antara lain terdiri dari keluhuran budi, tindakan serta ucapan. Corak batik Sidoluhur ini sangat cocok digunakan oleh mempelai wanita di malam pengantin.

Sido Asih


Corak Sido Asih berasal dari daerah Kraton Surakarta dengan makna harapan agar hidup rumah tangga kedua mempelai selalu dipenuhi kasih sayang. Kain batik dengan motif ini juga cocok digunakan mempelai wanita di malam pengantin.


Sido Mukti

Jenis batik petani dari daerah Surakarta ini biasanya dikenakan mempelai pria dan wanita saat resepsi berlangsung. Corak kain batik ini memiliki makna tercapainya mukti atau kemakmuran dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.

Kain batik yang bernama lain Sawitan (sepasang) ini juga melambangkan doa dan harapan terciptanya masa depan yang penuh kebaikan.

Sido Wirasat


Dalam corak kain batik Sido Wirasat biasanya disertai dengan paduan motif truntum. Motif ini menjadi simbol nasehat yang selalu diberikan orang tua untuk menuntun kedua mempelai dalam memasuki mahligai hidup berumah tangga.


patronwedding.org, dll