Jumat, 29 Juni 2007

Fitrah


Dalam bayangan kita kata fitrah berarti menunjuk kepada sesuatu yang asasi, yang suci. Kita memang tidak salah. Dalam bahasa Arab Fitrah berarti sifat bawaan lahir. Artinya semua makhluk mempunyai fitrahnya masing-masing.

Di sini saya akan sedikit kembali kepada Hukum Newton I. Apakah betul kalau benda dalam keadaan bergerak maka dia akan bergerak terus selamanya? Mengapa hukum tersebut hanya bisa berlaku di keadaan hampa udara? Mengapa kalau berada di Bumi ketentuan itu menjadi "tidak" berlaku? Berarti tidak aplikatif dong...

Nah, begini masalahnya. Begitu menyentuh atmosfir, apalagi sampai bersinggungan dengan tanah ada dua variabel dominan yang mempengaruhi fitrah benda. Variabel tsb adalah gesekan dengan udara dan gesekan dengan permukaan tanah. Dua variabel inilah yang dengan singkat mampu menghentikan fitrah benda yg sedang bergerak. Bagaimana caranya membuat benda tsb kembali bergerak? Ya harus ada faktor eksternal yang menggerakkannya, misalnya tenaga manusia.

Makhluk hidup juga mempunyai fitrahnya sendiri. Yang membuat binatang kembali kepada fitrahnya, yaitu bergerak mencari makan adalah faktor internal, yaitu perut lapar. Begitu perutnya sudah kenyang hewan akan berhenti bergerak karena ada dua variabel dominan yg menghentikan mereka. Maka tidak heran ular piton mampu tidur seminggu penuh setelah menyantap seekor kambing.

Bagaimana dengan kita?

Kita juga punya fitrah bergerak. Khusus manusia, tidak hanya dua variabel yang mempengaruhi pergerakannya tapi sangat banyak variabel. Orang tua, pasangan, anak, lingkungan, tetangga, kerabat, teman-teman, perasaan, rasa malas, adalah beberapa contoh variabel yang mempengaruhi fitrah kita.

Bagaimana supaya kita kembali kepada fitrah bergerak? Khusus manusia ada faktor internal dan eksternal. Di sini saya berbicara yang eksternal saja, biar saya nggak susah nulisnya.

Orang bijak bilang, kalau pingin berhenti merokok ya jangan dekat-dekat dengan para perokok. Orang Jawa bilang ojo cedhak kebo gupak, jangan dekat dengan kerbau di kubangan. Kita akan terpengaruh, sadar atau tidak, oleh lingkungan kita.

Maka ketika saya pingin jadi pengusaha, saya nyoba secara intensif bergaul dengan para pengusaha. Pergaulan dengan karyawan (yg tidak ada niat jadi pengusaha) saya kurangi. Saya nyari pelajaran2 yang berhubungan dengan usaha. Dan saya menemukan "kolam" yang pas yaitu komunitas TDA :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar