Rabu, 07 Juli 2010

Perginya Sang "Bulan"


Ambilkan bulan bu,
Ambilkan bulan bu

yang slalu bersinar di langit

Di langit bulan benderang

Cahyanya sampai ke bintang


Ambilkan bulan bu

untuk menerangi,

tidurku yang lelap

Di malam gelap


*****

Inilah salah satu lagu Pak AT Mahmud yang termasuk slow. Namun slow di sini sama sekali bukan cengeng melainkan mengandung unsur religiusitas yang tinggi, bahwa di dalam gulita Tuhan memberikan sinar-Nya. Syairnya sederhana, mudah dinyanyikan, gampang dihafal, anak-anak banget, namun sangat dalam maknanya. Kombinasi yang luar biasa ini hanya dapat tercipta berkat keseriusan, muncul dari hati, keinginan memuliakan sesama sejak dini. Dan anak-anak adalah bibit bersih yang harus dipoles dengan sesuatu yang positif, bersih, suci, dan sesuai dengan dunianya.

"Lagu ini saya ciptakan ketika anak saya meminta diambilkan bulan," cerita Pak AT Mahmud pada suatu ketika di depan wartawan. Begitu juga dengan lagu Pelangi. "Pelangi saya buat ketika anak saya yang berumur 5 tahun tertarik dan mengagumi pelangi."

Begitulah Pak AT. Setiap kenginan polos nan suci anak-anak mampu diterjemahkan ke dalam sebuah lagu yang sarat dengan makna dan pendidikan. Tidak hanya anak sendiri, keinginan anak-anak sahabat Pak AT pun juga mampu menjadi sebuah lagu yang dikenang sepanjang masa.

Bahkan peristiwa tragis yang dialami seorang anak pada saat kerusuhan G30S/PKI pun menjelma menjadi sebuah lagu Ade Irma Suryani yang melegenda dan selalu dikenang sepanjang zaman. Maka tidak heran kalau koleksi lagu-lagu anak sarat makna hasil karya Pak AT Mahmud mencapai lebih dari 600 lagu.

Keinginan Pak AT yang besar untuk berbuat sesuatu yang positif bagi generasi penerus membuatnya telah melahirkan ratusan lagu anak-anak. Semua lagu-lagunya mengandung unsur pendidikan, hiburan, keceriaan. Pas dengan dunia anak-anak. Tentu saja karya-karyanya tidak dapat disandingkan dengan lagu-lagu anak yang 'asal' bunyi macam obok-obok, kebelet pipis, dan lain-lain yang hanya menekankan aspek bunyi yang ceria.

Di usia senjanya Pak AT masih rajin memperhatikan perkembangan lagu anak-anak. Ia mengaku prihatin ketika menyaksikan anak-anak di televisi menyanyikan lagu-lagu orang dewasa.

Kebanyakan lagu anak-anak yang abadi, dihafal oleh anak-anak, dan diajarkan orang tua pada anak-anaknya ternyata ciptaan Pak AT Mahmud. Dari sekitar 600-an lebih lagu anak, Kompas menampilkan beberapa judul lagu anak yang abadi, diantaranya:
- Anak Gembala
- Libur Tlah Tiba
- Paman Datang
- Di Stasiun
- Kereta Apiku
- Sukacita
- Cemara
- Angin Bertiup
- Mendaki Gunung
- Burung Bernyanyi
- Barisan Musik
- Hujan Rintik-rintik
- Hujan-hujan
- Ambilkan Bulan Bu
- Bintang Kejora
- Pelangi
- Amelia
- Cicak di Dinding.
- Ade Irma Suryani.

Dan saya baru tahu, ternyata lagu-lagu yang sangat familiar di telinga saya sejak dulu adalah ciptaan Pak AT Mahmud.

Dalam dunia bisnis dikenal dengan istilah passive income, artinya meski kita tidak bekerja namun penghasilan kita terus mengalir dari bisnis yang terus berjalan dengan baik. Begitu juga dengan Pak AT Mahmud. Keinginannya mengabdi kepada Sang Pencipta lewat lagu-lagunya akan melahirkan passive income pahala selama masih ada yang menyanyikan dan menyebarkan lagu-lagunya... sungguh beruntung

Kini Sang "Bulan" itu telah pergi dengan meninggalkan "Bulan" yang selalu menyinari dunia.
Kami nangis galo, sementaro kau tersenyum di alam sano.
Selamat jalan Pak AT...

1 komentar:

  1. muhammad solehuddin29 Desember 2022 pukul 17.10

    nic]|{}@e info!! can't wait to your next post!
    comment by: muhammad solehuddin

    BalasHapus