"Keluarga Bu Mahmudah...,"
Suara perawat ICU pagi itu mengagetkan kami. Saat itu hari Minggu, 26 Oktober 2014. Jam menunjukkan di angka (kisaran) 9.15. Kami pun bergegas masuk ruang ICU dengan perasaan yang sangat tidak menentu.
Dalam kondisi normal tidak ada yang diizinkan memasuki ruang ICU, kecuali pada jam besuk (2 jam di pagi hari, dan 2 jam di sore hari), itu pun dibatasi hanya 2 orang yang bisa menjenguk pasien. Untuk menjenguk pasien diwajibkan mengenakan pakaian khusus yang disediakan rumah sakit.
Delapan hari menunggu ibu yang dirawat di ruang ICU membuat kami hafal beberapa 'isyarat' ruangan itu.
Kalau perawat memanggil keluarga pasien dengan membawa kertas, berarti kondisi relatif 'aman'. Mereka memberikan resep untuk ditukar dengan obat di apotik internal. Hal ini biasanya dilakukan pagi hari sekitar jam 6.00.
Tetapi kalau perawat memanggil keluarga pasien dengan tangan kosong, kita harus siap-siap mental. Ada dua kemungkinan untuk hal ini. Kemungkinan pertama adalah dokter meminta persetujuan untuk melakukan tindakan medis beresiko. Atau kemungkinan kedua, dokter/perawat memberi informasi kalau pasien 'boleh' dijenguk di luar jam besuk. Artinya... pasien sudah mendekati "waktunya"...
Dan pagi itu yang terjadi adalah kemungkinan kedua... :'(
"Kondisi ibu menurun dengan cepat...," Demikian perawat memberikan info kepada kami. Tanpa mendengarkan penjelasan lebih lanjut, saya dan kakak bergegas masuk ICU...
Kami terpana. Kami melihat ada 5 perawat dan dokter sedang berupaya keras mengaktifkan jantung Ibu. Upaya keras mereka lakukan. Namun grafik di monitor EKG (Elektrokardiograf) perlahan-lahan melandai... perlahan lahan menuju lurus...
Kakak langsung menuju telinga Ibu untuk men-talqin, menuntun dzikir. Terus-menerus menuntun dzikir...
Dan... grafik di monitor EKG pun akhirnya 'flat'...
"Ibu sudah 'pergi', Pak..." demikian kata dokter.
Kami terdiam. Kami pandangi wajah tenang Ibu. Tenaga medis pun sudah menghentikan upayanya...
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Selamat jalan Ibu. Allah sudah menunggumu di Sana.
Maafkan anakmu yang selama ini banyak membuat kesalahan. Sering melakukan tindakan tidak menyenangkan. Dan kurang maksimal dalam merawat serta menemanimu...
Ya Allah ampunilah Ibuku, maafkan Ibuku, sayangilah Ibuku sebagaimana Beliau menyayangi kami sejak kecil... Amin...