Kamis, 10 Januari 2008

Kekuatan Besar


"Pada kekuatan besar datang tanggung jawab yang besar".

Inilah sebuah kalimat yang ternyata mampu melekat di benak saya. Kalimat yang cukup 'mengganggu' ini bukan diucapkan oleh guru spiritual atau pun motivator kondang, tetapi keluar dari mulut paman Peter Parker, paman sang Spiderman.

Saya mendapatkan kalimat itu secara tidak sengaja ketika anak saya menonton film yang dibintangi oleh Tobey Maguire di sebuah televisi swasta. Saya pun menontonnya juga hanya bagian akhir ketika filmnya sudah mendekati ending. Beberapa detik sebelum film berakhir terdengar ucapan mendiang paman Spiderman, "Pada kekuatan besar datang tanggung jawab yang besar".

Kalimat ini sebenarnya sederhana. Tetapi di balik kesederhanaannya terkandung makna yang sangat dalam. Sebuah makna yang merujuk pada amanah yang harus dipikul oleh tiap manusia. Semakin tinggi kedudukan manusia semakin besar pula tangung jawab yang harus diembannya. Semakin tinggi pangkat yang disandang seorang tentara semakin besar pula jumlah prajurit yang nasibnya bergantung di pundaknya.

Namun seringkali banyak di antara kita yang belum mampu 'membaca' amanah yang harus dipikulnya manakala dia berhasil menduduki jabatan yang makin tinggi. Berapa banyak pejabat yang semakin tinggi kedudukannya tetapi korupsinya juga makin besar. Berapa banyak pengusaha yang makin besar profitnya tetapi makin membuat sengsara lingkungannya.

Sebagai akibatnya Tuhan pun mencabut kembali kekuatan besar yang dipegang seseorang. Maka kalau sekarang makin sering kita lihat pejabat dan mantan pejabat yang jatuh reputasinya karena ditangkap KPK, kita tidak heran. Pejabat-pejabat itu adalah sosok yang tidak mampu memikul tangung jawab besar ketika di tangannya ada kekuatan besar.

Begitu pula dengan pengusaha yang dikejar-kejar polisi atau masyarakat. Ketika di tangannya ada kekuatan besar mereka tidak mampu memikul tanggung jawab yang besar pula. Ketika mempunyai kekuatan besar 'kerjaannya' hanyalah merusak lingkungan alam dan masyarakat. Tidak aneh kalau kekuatan besar mereka pun harus lenyap.

Saya yakin, semua TDAers bermimpi punya kekuatan besar. Dengan kekuatan yang besar lebih mudah menebar rahmat kepada sesama. Tetapi bagaimana cara mendapatkan kekuatan besar itu lebih cepat?

Ambillah tanggung jawab yang besar dari sekarang meski saat ini belum punya kekuatan besar. Kalau merujuk pada tips pak Mario Teguh, "Bersikaplah seperti pengusaha besar yang saat ini sedang menjalani peran sebagai office boy (semua pekerjaan dilakukan sendiri). Jangan pernah bersikap seperti office boy yang ingin jadi pengusaha besar."

Kalau kita berani mengambil tanggung jawab besar dari sekarang, maka mendapatkan kekuatan besar hanyalah soal waktu.

Tetapi kalau kekuatan besar sudah ada di tangan, jangan lupa pada tanggung jawab yang besar....

3 komentar:

  1. Saya setuju dengan pendapat mas Abduh. Kekuatan besar yang dianugerahkan dan diembankan kepada sebagian orang ternyata lebih banyak disalah gunakan untuk kepentingan pribadinya, contohnya ya koruptor dan pengusaha-pengusaha besar yang moralnya rendah tadi.

    Bagi mereka mempunyai kekuatan besar berarti kesempatan untuk menerapkan yang namanya aji mumpung! Mumpung jadi pejabat, mumpung punya kuasa, mumpung jadi pengusaha besar dan mumpung yang lainnya.

    Tapi saya yakin masih banyak orang baik yang tidak berlaku seperti mereka.

    Mas Abduh, terima kasih atas tulisan-tulisannya yang mencerahkan, semoga njenengan selalu mendapatkan kesuksesan!

    Salam sukses selalu,

    Ramli @ Nigeria
    http://ramlisolo.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. Wis sipate manungso, Mas,
    QS. 33:72
    "Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh"

    BalasHapus