Senin, 07 Januari 2008

Speed


"Speed is more important than quality," kata pak Mario Teguh. Kecepatan lebih penting dari kualitas pekerjaan kita. Kalimat di atas penekanannya pada kecepatan aksi kalau di depan kita ada momentum penting.

Kualitas bisa ditingkatkan sambil berjalan, seiring dengan berjalannya waktu, seiring dengan 'flying watch'. Tapi momentum hanya datang sekali dan sesaat.

Perbedaan orang sukses dan yang kalah adalah pada kecepatan mengambil keputusan, keberanian mengambil momen yang lewat di depan matanya, dan kejelian melihat peluang. Apakah keputusan yang diambil itu salah atau benar, itu soal lain.

"Lebih baik berkata keras tapi salah dari pada berkata benar tapi tidak kedengaran," satu tips lagi dari pak Mario. Kalau yang kita ucapkan salah dan terdengar oleh semua orang, maka banyak yang akan mengingatkan, dan kita makin cepat menemukan yang tepat.

Semakin cepat kita action, dan ternyata salah, maka kita bisa semakin cepat memperbaiki. Dan tentu saja lebih cepat menemukan yang benar alias keberhasilan. Semakin lama kita berfikir tanpa mengadakan tindakan, maka juga semakin lama menemukan keberhasilan, itu pun kalau langkah yang diambil tepat. Tapi kalau aksi yang diambil tidak tepat, tentu saja waktu yang diperlukan lebih lama lagi.

Maka tidak heran kalau banyak orang yang berpendidikan 'terlalu' tinggi sangat lambat mengambil keputusan karena dia terlalu tahu resikonya. Terlalu tahu resiko membuat dia menjadi orang yang kurang berani, kurang cepat, kurang tanggp. Dan orang yang pendidikannya pas-pasan, dan tidak tahu banyak resiko biasanya lebih berani mengambil keputusan, lebih cepat menangkap momentum, dan realitasnya, jadi bos bagi orang-orang yang pendidikannya 'sangat' tinggi.

Dan realitas juga adalah hampir 100% pendiri perusahaan-perusahaan besar di dunia dan Indonesia adalah orang-orang yang tingkat pendidikannya pas-pasan. Mereka semua mempekerjakan orang-orang yang pendidikannya jauh lebih tinggi dibandingkan sang kreator.

Nah, mumpung kita sudah 'terlanjur' berpendidikan tinggi (asumsi saya terhadap member TDA), yang harus terus kita asah adalah speed kita dalam mengambil langkah. Semakin cepat melangkah semakin cepat menemukan. Semakin cepat tahu yang salah semakin cepat memperbaiki.

"Semakin cepat melamar seorang gadis dan ditolak, semakin cepat mencari 'alternatif' lain, maka semakin cepat menemukan jodohnya," kata teman saya...

"Huss... pengalaman pribadi ya..." :)

3 komentar:

  1. Pak,

    Saya suka artikel yg ini, mengena sekali. Thanks sharing-nya

    BalasHapus
  2. Good point, Sir

    Keep up the pace...he..he...

    InnalLaaha ma'ash shaabiriin...

    Abuyahya

    BalasHapus