Minggu, 10 Agustus 2008

Tren Masa Depan: Corak Tradisional

"Moscow is already beginning to rival the great fashion capitals like New York, Paris, and Milan."

Demikian penggalan kalimat yang diucapkan presenter Euromaxx yang kebetulan saya lihat di JackTV pagi ini. Euromaxx adalah salah satu program televisi milik Deutsche Welle (DW) Jerman.

Saat ini Rusia memang dilirik para pecinta fashion dunia. Dan di Moskow sekarang terdapat ribuan butik yang tersebar di seantero penjuru kota. Tidak sedikit desainer kondang dunia membuka juga butiknya di ibukota Rusia itu.

Yang menjadi pertanyaan, mengapa Moskow begitu cepat menjadi salah satu kota mode kelas dunia? Mengapa Moskow sudah mulai bisa disejajarkan dengan New York, Paris, dan Milan? Mengapa Moskow bisa punya prestige value tinggi yang mampu menjadi salah satu magnet bagi para jetset fashion dunia?

Ternyata, kata Deutsche Welle, salah satu kuncinya adalah kemampuan para desainer Rusia membuat busana yang sedang tren dipadu dengan corak tradisional Rusia. Artinya mereka mampu membuat diferensiasi untuk fashion yang sedang trendy. Mereka membuat desain busana kontemporer yang sedang 'in' tapi corak dan motifnya menggunakan corak dan motif tradisional Rusia.

"Saya tidak mungkin membuat busana yang persis dengan Barat karena kami mempunyai budaya sendiri. Jadi saya membuat desain-desain yang sedang jadi tren saat ini tapi memakai corak dan motif tradisional Rusia," begitu kira-kira kata Alexander Terekhov.

Alexander Terekhov adalah desainer yang baru berusia 28 tahun tapi karya-karyanya dikagumi oleh desainer-desainer top dunia. Sebelum membuka butik sendiri di Moskow dia pernah selama 10 tahun bekerja di Rumah Mode YSL.

Begitu juga dengan Lenskaya, 34, desainer wanita Rusia. Karya-karyanya banyak dikagumi oleh pecinta mode kelas dunia karena menampilkan desain-desain bercorak tradisional Rusia.

Apapun itu, kalau menampilkan ciri khas, pasti digemari banyak orang asal menampilkan desain yang memang sedang digemari. Tulisan Abdimedia.com tentang hal itu cukup menarik:

"Berfoto dengan pakaian tradisional Indonesia ternyata digemari oleh orang asing khususnya di Eropa Timur.

Itulah yang terjadi di pameran promosi dagang dan investasi di Warsawa, Polandia, belum lama ini. Di pameran tersebut dibangun sebuah stan pojok foto langsung jadi. Siapa saja bisa berpose dengan pakaian daerah Padang atau Bali...."

Jadi corak atau motif yang menampilkan 'perbedaan' memang mempunyai peluang yang sangat besar asal kita mampu membuat desain-desain yang disukai konsumen. Indonesia adalah negara dengan tingkat keberagaman yang tinggi. Ini adalah kesempatan yang sangat besar. Dan salah satu ciri khas Indonesia adalah batik. Batik adalah bisnis yang prospek ke depannya bisa sejajar dengan Rusia kalau kita mampu membuat desain-desain trendy.

Saat ini desain-desain Indonesia yang mampu menembus pasar manca negara dan keberadaannya dihormati adalah yang bercorak tradisional (batik adalah salah satunya). Desainer Indonesia yang mampu menembus kalangan terhormat manca negara adalah yang menampilkan sentuhan tradisional Indonesia.

Jadi, back to basic adalah pilihan tepat. Desain trendy dengan sentuhan batik eh... tradisional. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar