Agak susah bagi saya memberi judul tulisan ini. Judul di atas adalah kalimat yang biasa diucapkan Pak Tung kalau dia memberikan preview seminarnya.
Tetapi yang mengilhami saya sebenarnya adalah Pak Mario Teguh. "Lakukan pekerjaan anda jauh melampaui imbalan yang anda terima saat ini. Anda akan menerima imbalan sesuai dengan jerih payah anda," demikian tips pak MT.
Maksudnya, kalau anda melakukan pekerjaan jauh di atas imbalan yang diterima sekarang, maka pada suatu saat anda pasti akan menerima imbalan yang pantas dengan jerih payah anda. Imbalan ini bisa berupa gaji kalau anda karyawan, atau profit kalau anda jadi pengusaha.
Ketika pertama kali mendengar tips itu saya agak susah mencerna maksudnya. Belum ada bayangan di kepala saya kalau imbalan/profit mampu mengejar usaha yang 'tembus limit'.
Tapi ketika melihat Kick Andy pada Kamis malam kemarin tiba-tiba kalimat yang diucapkan pak MT kembali terngiang di kepala saya. Pada episode Setetes Embun di Tengah Padang Gersang ditampilkan sosok-sosok yang melakukan pekerjaan jauh melampaui imbalan yang mereka terima.
Wanhar adalah salah satu contoh. Pada usia 14 tahun, baru lulus SD, dia terpaksa harus jadi guru di sekolahnya karena satu-satunya guru di SD itu pensiun. Tidak ada warga desa terpencil di wilayah Muara Enim, Sumatera Selatan itu, yang bersedia jadi guru. Selama 32 tahun Wanhar setia mendampingi murid-muridnya menjadi manusia yang lebih pandai, lebih berguna.
Jangan ditanya bagaimana keadaan sekolahnya. Atapnya dari rumbia dan sudah bolong di banyak tempat. Dari 60 murid yang ada sekarang, banyak yang tidak mampu membayar uang sekolah. Padahal setiap bulan setiap murid 'cuma' ditagih 5.000 rupiah. Tapi bagi orangtua murid yang umumnya bekerja sebagai penyadap karet, jumlah itu toh terasa berat. Seusai mengajar, Wanhar mencari tambahan penghasilan sebagai buruh penyadap karet.
Adapun Mahmud, seorang kepala sekolah di Tangerang, terpaksa harus menjadi pemulung setelah mengajar untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Banyak pro-kontra dia menjadi pemulung karena dianggap bisa menurunkan martabat guru. Dia tidak setuju memberi les sore hari karena badannya sudah lelah. "Badan yang lelah tidak bisa konsentrasi kalau harus memberi les," ujarnya.
Sedangkan Chandra, guru Fisika dari Malang, terpaksa harus kreatif memutar otak membuat alat peraga yang murah dan terjangkau. Ketiadaan dana tidak bisa dijadikan alasan tiadanya alat peraga. Kini Chandra sudah menghasilkan lebih kurang 26 alat peraga fisika. Bahan bakunya sangat murah karena bisa dicari di pasar loak.
Akhirnya manusia-manusia 'tembus limit' itu memperolah imbalan yang layak dan sesuai untuk pengabdian mereka. Medco Energi dan Grup Sampoerna malam itu memberikan 'kenang-kenangan' yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sebenarnya masih ada dua manusia 'tembus limit' yang malam itu juga mendapatkan kenang-kenangan. Sebelumnya dua orang ini juga sudah mendapat 'hadiah' dari berbagai pihak untuk jasa pengabdiannya. Dua orang ini bagi saya mempunyai kisah multi dimensi yang susah diucapkan: mengharukan, lucu, inspiratif, motivatif, manusiawi. Juga gigih, kuat, takut, khawatir.
Salah satunya adalah bu guru Muslimah. Bu Muslimah adalah satu-satunya guru merangkap kepala sekolah SD di sebuah kampung di pulau Belitung. Sangat sulit menuliskan ringkasan kisah bu Muslimah di sini. Tetapi lebih sulit bagi saya membayangkan anda tidak meneteskan air mata sekaligus tersenyum membaca kisahnya yang kini menjadi buku berjudul Laskar Pelangi.
Yang satu lagi adalah Bu Rabiah. Bu Rabiah adalah suster yang dikenal dengan sebutan suster apung. Sudah lebih 29 tahun dia mengabdi kepada sesama di pulau-pulau terpencil Indonesia. Bagi saya cukup sulit menuliskan ringkasan kisahnya di sini.
Singkatnya kini Bu Rabiah sudah mendapatkan apa yang dia impikan, 'ambulan' terapung sumbangan dari Wapres Jusuf Kalla, plus sumbangan dari Bu Menkes dan berbagai sumbangan dari pihak-pihak yang bersimpati kepadanya.
Jadi, lakukan pekerjaan anda jauh melampaui imbalan yang anda terima saat ini. Suatu saat anda akan menerima imbalan sesuai dengan jerih payah anda....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar