Rabu, 21 Mei 2008

Batik, Antara Bill Gates dan Nelson Mandela

Ada kisah menarik seputar kunjungan Bill Gates ke Indonesia awal bulan ini. Di sini saya salinkan kisahnya dari Detik.com.

-------------

Bill Gates menjadi pusat perhatian banyak orang ketika memberi kuliah umum di hall Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (9/5/2008). Bill Gates membawakan presentasi mengenai 'Second Digital Decade'.

Bisa jadi acara ini diikuti oleh jutaan orang. Sebab, selain ribuan orang yang memadati JCC, jutaan orang bisa menyaksikannya lewat televisi. Sejumlah media elektronik pun berlomba-lomba memberitakan Bill Gates. Tepukan tangan berkali-kali dalam acara yang juga dihadiri Presiden SBY itu.

Di luar isi presentasi yang serius-serius, ada hal menarik yang membuat orang terpesona melihat Bill Gates: baju batik yang dikenakannya. Gara-gara baju batik Bill Gates ini, Presiden SBY pun mengganti kostumnya, dari jas lengkap berdasi, menjadi baju batik lengan panjang warna ungu-merah-keemasan.

Wajar bila Presiden SBY juga ikut ganti baju. Sebab, berdasarkan penelusuran detikcom, dalam acara ini, seharusnya Bill Gates memang mengenakan pakaian resmi: jas dan berdasi. Tapi, perubahan begitu cepat terjadi.

Ternyata ada tawaran lain yang membuat Bill Gates tertarik mengubah kostumnya dan memilih mengenakan baju batik. Adalah Rachmat Gobel, bos Panasonic, yang mempunyai inisiatif menawarkan baju batik kepada Bill Gates. Selain produk asli Indonesia, baju batik juga sudah dikenal sebagai baju yang pro lingkungan.

Karena Bill Gates menerima tawaran itu, Rachmat pun menghubungi desainer batik kondang, Iwan Tirta. Tanpa basa-basi, Iwan Tirta yang sudah kesohor itu pun memilihkan baju batik untuk Bill Gates. Baju batik warna keemasan dengan motif 'pisang bali manggar' dirasa sangat cocok untuk Gates. Motif ini merupakan motif yang sering dipakai oleh para anggota kerajaan Mangkunegaran Solo.

Oleh Iwan Tirta, baju batik itu lantas diberikan kepada Rachmat Gobel untuk selanjutnya diserahkan kepada Bill Gates. Dan ternyata, Bill Gates benar-benar mengenakannya. Bill Gates pun semakin memesona banyak orang. Padahal, banyak pejabat dan politisi yang hadir mengenakan pakaian jas.

--------------------

Kisah Bill Gates ini sangat mirip dengan peristiwa yang terjadi antara Nelson Mandela dengan Pak Harto pada Juli 1997. Kisah ini pernah saya tulis di sini.

Saat itu, ketika Pak Harto dengan pakaian lengkap jas dan berdasi bersiap menyambut Mandela, ternyata Mandela yang saat itu menjadi Presiden Afrika Selatan datang mengenakan pakaian batik. Bedanya dengan Pak SBY, Pak Harto saat itu tidak sempat mengganti bajunya dengan batik.

Kita patut bangga bahwa batik mendapat apresiasi yang begitu besar dari tamu negara. Seharusnya lah batik dijadikan pakaian resmi kenegaraan. Batik adalah produk budaya, maka sangat pantas kalau dijadikan busana resmi Indonesia.

Adapun jas, dasi, dan kelengkapanya lebih pas kalau dipakai untuk acara-acara resmi di negara lain. Cukup pede tidak para pemimpin melakukan ini?

Kalau tidak cukup pede jangan berharap Indonesia bisa segera bangkit dari keterpurukannya. Kebangkitan hanya bisa dimulai dari rasa pede yang besar!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar