"Pak Abduh, saya tertarik dengan tongkat komando batik. Bagaimana caranya saya ke tempat bapak?"
Itulah sekelumit pembicaraan saya dengan orang yang tertarik dengan produk seni batik.
Tadinya saya ragu apakah produk yang tidak biasa, seperti tongkat komando batik, bisa menarik minat orang untuk membelinya. Ternyata apapun produknya, pasti ada pasarnya. Semuanya tergantung kita apakah bisa mencari segmen untuk produk unik yang kita buat.
Kemarin akhirnya sang pelanggan datang ke tempat saya. Agak susah payah beliau menemukan 'markas' kami karena letaknya memang terpencil, tidak strategis. Saya memang sengaja memilih lokasi ini karena konsumen yang saya sasar bukan konsumen retail, tetapi konsumen pedagang dan konsumen kolektor.
Kami mengobrol tidak bisa lama karena beliau harus segera meneruskan perjalanan ke Bandung. Saya dan istri mendapat masukan positif yang cukup berarti. Saat itu perasaan saya mengatakan bahwa orang yang ada di depan saya punya kelas tersendiri. Dari caranya berbicara dan pengetahuannya yang luas tentang produk budaya mengindikasikan bahwa dia memang seorang tokoh.
Setelah memilih beberapa tongkat komando batik untuk dikoleksi, giliran dia menunjukkan kepada saya koleksi tongkat yang dibawanya.
"Tongkat ini asli dari akar bahar. Asli dari Bangka. Saya membelinya di Inacraft seharga Rp 800.000,-."
Saya cukup kaget dengan pengakuannya. Tongkat yang sangat kecil, lebih kecil dari pada tongkat komando kami, ternyata harganya berlipat dibanding produk kami.
"Saya memang kolektor tongkat. Saya mengumpulkan tongkat segala jenis, segala ukuran, dari mana saja," katanya.
Oh, pantas saja ketika tahu harga produk kami dia tidak banyak menawar dan langsung setuju dengan harganya. Setelah memberi masukan tentang produk seni yang seharusnya kami buat beliau pun pamit. Untung sebelum pergi saya sempat menanyakan nama lengkapnya.
Hari ini ketika saya mencoba bertanya kepada mas Google, ternyata perasaan saya benar. Dia seorang pengusaha, pendiri Organisasi Minang di Rantau. Dia juga seorang tokoh SAS, sebuah organisasi masyarakat minang yang paling kompak dan tersohor ke mana-mana, termasuk mancanegara. Beliau selalu dipanggil 'Pak Ketua'. Kalau tidak salah gelarnya adalah Dt. Rangkayo Sati nan Mulia.
Saya merasa mendapat kehormatan telah dikunjungi seorang tokoh Silaturahmi Saudagar Minang.
Mas, jangan lupa foto-foto lho kalo ada konsumen datang. Kan sip tuh, bisa promosi kalo satu saat konsumennya jadi orang beken atau ternyata orang beken.
BalasHapus