"Pak Abduh, bapak perlu tambahan modal nggak?"
"Ya kalau ada yang ngasih kenapa tidak?" jawab saya sekenanya.
"Kira-kira perlu berapa pak, 200 juta, 400 juta?"
"Saya nggak butuh banyak pak. Emang bapak mau ngasih berapa?"
Itulah pembicaraan saya dengan seorang bapak sepuh via telepon kira-kira dua bulan lalu. Saya pertama bertemu dengan bapak ini di kereta eksekutif dari Bekasi menuju Gambir. Saat itu kami hanya ngobrol ngalor-ngidul biasa.
Saya masih ingat saat itu tiba-tiba ponsel saya berdering. Seorang pengusaha dari Medan memesan furnitur batik. Tentu saja bapak sebelah saya mendengar pembicaraan saya dengan buyer dari Medan tersebut.
"Wah saya kagum dengan sampeyan, mas. Masih muda tapi usahanya sudah dahsyat. Saya hanya pensiunan yang sedang mencari kesibukan. Kebetulan saat ini saya dipercaya mencairkan dana dari seorang pengusaha."
Saya hanya terseyum mendengar pujiannya. Kami akhirnya berpisah di Gambir. Saya menuju gedung Dept Perdagangan (memenuhi undangan dari Depdag). Sedangkan bapak itu meneruskan ke Jl Juanda.
Lama kami tidak bertemu sampai akhirnya ada telepon yang tiba-tiba menawarkan pinjaman tanpa agunan sebesar itu. terus terang saya sangat pesimis dengan tawaran semacam itu. Secara logika biasa tawaran itu kurang masuk akal.
Dan ketika saya pancing dengan pura-pura tertarik tawaran bapak sepuh tersebut, belangnya langsung tersingkap. "Tapi mas Abduh tolong setor dulu 25 juta ya mas untuk administrasi pencairan dana." Akhirnya telepon saya tutup.
Beberapa hari kemudian beliau masih terus berusaha mengontak saya tapi jawaban saya sama, bahwa saya sama sekali tidak tertarik dengan tawaran itu.
Upaya menawarkan dana murah yang tidak logis masih saja terus terjadi. Dan orang-orang yang terpedaya juga masih saja banyak. Kalau yang terpedaya adalah masyarakat yang berpendidikan rendah masih bisa dimaklumi. Tapi kalau yang jadi kurban adalah kalangan terpelajar, menunjukkan bahwa kondisi saat ini memang membuat orang-orang pinter tidak bisa memakai logikanya dengan semestinya.
Selasa siang lalu Metro Realitas menyajikan aksi Ahmad Zaini. Pria ini mengaku punya uang 18.000 trilyun rupiah. Dia ingin meminjamkan dana kepada siapapun yang punya proyek di atas 50 milyar rupiah. Tanpa agunan tanpa bunga. Dahsyat.
Banyak orang berbondong-bondong datang ke pertemuan yang diadakan Ahmad Zaini. Selain pengusaha ada juga dari kalangan akademisi yang datang. Bahkan rektor sebuah perguruan tinggi di Bandung juga datang membawa proposal proyek. Hasilnya?
Ahmad Zaini sampai sekarang belum diketahui keberadaannya. Polisi pun belum berniat menangkapnya karena belum ada orang yang dirugikan secara materi. Musibah yang dialami orang-orang yang datang ke Villa Bunga 'hanyalah' rasa malu.
"Kalau yang kena tipu masyarakat berpendidikan rendah saya masih bisa maklum. Tapi ini yang datang adalah orang-orang pinter semua. Ada pengusaha, profesional, bahkan rektor," kata Kapolda Jawa Barat sambil geleng-geleng kepala...
Selasa, 24 Juni 2008
Kamis, 19 Juni 2008
Inilah Sejatinya GOL
Ada hal yang sangat menggelitik dan membuat kita tersenyum ketika melihat kaos di atas. Desain kaos tersebut pertama kali saya lihat ketika saya dan pak Hantiar sedang jalan-jalan di PPBI (Pekan Produk Budaya Indonesia) awal Juni ini.
Terus terang saya kagum dengan kreativitas sang desainer yang mampu menerjemahkan idenya menjadi sebuah karya seni yang detil dan disukai pasar.
Ternyata desain kaos produksi Mahanagari itu menyimpan sejarah tersendiri:
"Berawal dari kekecewaan terhadap prestasi Persib yang sangat buruk pada Liga Divisi Utama 2006 yang lalu, kita berencana memberi kritik yang membangun (bukan sarkasmu, gituh). lalu dirancanglah sebuah kaos yang temanya membangun semangat (atau mimpi) bahwa Persib bisa mengalahkan MU. Namun karena kita juga tidak bernai berbohong maka kita buat tahun kejadiannya tahun 2028.
Beberapa masalah muncul diantaranya keraguan bahwa orang tidak akan suka kaos Persib yang berwarna hitam (padahal dengan tema scoreboard, maka mau tidak mau kaosnya harus hitam), dan bagaimana menuliskan pencetak golnya (kalau pakai nama asli takut dituntut).
Akhirnya ternyata warna hitam bukan merupakan masalah dan untuk nama pencetak gol digunakan nama generik Sunda: Asep dan Ajat, plus Robby tanpa nama belakang.
Ngomong-ngomong, kalau benar 2028 nanti Persib benar-benar duel sama MU dan menang 3-0... maka itu terjadi di ulang tahun Bandung yang ke 218. Masih pada inget kan kalau tanggal 25 September (tanggal di kaos) itu ultahnya Bandung?"
Itulah contoh gol yang sangat bagus. Gol harus rinci, spesifik, dan jelas supaya otak kita mampu menerjemahkan dengan mudah dan tidak menerka-nerka. Kita jauh lebih mudah mencapai impian kita kalau gol kita jelas, rinci, spesifik.
"Wah enak ya kalau saya yang jadi sopir truknya," kata sepupu istri saya dalam hati beberapa puluh tahun lalu. Saat itu dia menjadi pesuruh sebuah toko bangunan di Solo.
Beberapa tahun kemudian dia memang 'berhasil' jadi sopir truk, tapi sopir truk di Malaysia. Ya, dia jadi TKI.
Impian dia pun berubah, "Wah enak ya kalau punya toko bangunan. Tidak pernah sepi. Selalu ada yang beli," katanya.
Kini, kalau kita melintas dari Solo ke arah Yogya, di ruas jalan antara Solo-Jatinom (Kab Klaten), salah satu toko bangunan terbesar yang ada di sana adalah milik sepupu istri saya. Dia yang beberapa puluh tahun lalu cuma jadi pesuruh toko sejenis di daerah itu juga.
Barack Obama, ketika masih jadi siswa di SDN Menteng 01 Jakarta, tiap kali disuruh menuliskan cita-citanya, dia selalu menulis "Jadi Presiden..."
Mudah-mudahan kita masih diberi umur oleh Sang Pencipta bisa menyaksikan Persib menggulung MU 3-0 pada tahun 2028....
Terus terang saya kagum dengan kreativitas sang desainer yang mampu menerjemahkan idenya menjadi sebuah karya seni yang detil dan disukai pasar.
Ternyata desain kaos produksi Mahanagari itu menyimpan sejarah tersendiri:
"Berawal dari kekecewaan terhadap prestasi Persib yang sangat buruk pada Liga Divisi Utama 2006 yang lalu, kita berencana memberi kritik yang membangun (bukan sarkasmu, gituh). lalu dirancanglah sebuah kaos yang temanya membangun semangat (atau mimpi) bahwa Persib bisa mengalahkan MU. Namun karena kita juga tidak bernai berbohong maka kita buat tahun kejadiannya tahun 2028.
Beberapa masalah muncul diantaranya keraguan bahwa orang tidak akan suka kaos Persib yang berwarna hitam (padahal dengan tema scoreboard, maka mau tidak mau kaosnya harus hitam), dan bagaimana menuliskan pencetak golnya (kalau pakai nama asli takut dituntut).
Akhirnya ternyata warna hitam bukan merupakan masalah dan untuk nama pencetak gol digunakan nama generik Sunda: Asep dan Ajat, plus Robby tanpa nama belakang.
Ngomong-ngomong, kalau benar 2028 nanti Persib benar-benar duel sama MU dan menang 3-0... maka itu terjadi di ulang tahun Bandung yang ke 218. Masih pada inget kan kalau tanggal 25 September (tanggal di kaos) itu ultahnya Bandung?"
Itulah contoh gol yang sangat bagus. Gol harus rinci, spesifik, dan jelas supaya otak kita mampu menerjemahkan dengan mudah dan tidak menerka-nerka. Kita jauh lebih mudah mencapai impian kita kalau gol kita jelas, rinci, spesifik.
"Wah enak ya kalau saya yang jadi sopir truknya," kata sepupu istri saya dalam hati beberapa puluh tahun lalu. Saat itu dia menjadi pesuruh sebuah toko bangunan di Solo.
Beberapa tahun kemudian dia memang 'berhasil' jadi sopir truk, tapi sopir truk di Malaysia. Ya, dia jadi TKI.
Impian dia pun berubah, "Wah enak ya kalau punya toko bangunan. Tidak pernah sepi. Selalu ada yang beli," katanya.
Kini, kalau kita melintas dari Solo ke arah Yogya, di ruas jalan antara Solo-Jatinom (Kab Klaten), salah satu toko bangunan terbesar yang ada di sana adalah milik sepupu istri saya. Dia yang beberapa puluh tahun lalu cuma jadi pesuruh toko sejenis di daerah itu juga.
Barack Obama, ketika masih jadi siswa di SDN Menteng 01 Jakarta, tiap kali disuruh menuliskan cita-citanya, dia selalu menulis "Jadi Presiden..."
Mudah-mudahan kita masih diberi umur oleh Sang Pencipta bisa menyaksikan Persib menggulung MU 3-0 pada tahun 2028....
Jumat, 13 Juni 2008
Exclusive & Special Store
Beberapa hari ini saya ditelpon oleh staf sebuah toko khusus. Mereka sendiri yang mengatakan bahwa toko mereka adalah special store.
"Outlet kami hanya menyajikan barang-barang dengan kualifikasi khusus. Kami berusaha keras yang ada di tempat kami tidak akan ada di tempat lain," kata staf outlet tersebut di telepon.
"Kami sangat tertarik dengan gitar batik anda. Kami ingin memesan tapi desainnya jangan sama dengan yang ada di foto. Mohon kami dikirim foto-foto motif batik yang sudah pernah bapak buat. Kami akan memesan khusus," tambahnya.
Mendengar kata special store, bagi saya itu adalah momentum sangat bagus untuk menawarkan produk lain yang juga spesial.
"Kalau soal barang-barang eksklusif, di tempat kami tidak hanya barang kerajinan saja. Semua produk di tempat kami dibuat limited edition. Produk yang pernah dibuat tidak akan dibuat lagi. Kalau pun 'terpaksa' dibuat lagi desainnya tidak mungkin sama alias eksklusif," kata saya berusaha menanamkan awareness bahwa Anin Rumah Batik adalah Always Limited Edition.
"Blus batik yang sekarang sedang jadi tren, di tempat kami semua dibuat limited edition dan exclusive. Desain blusnya tidak pernah sama," saya menambahkan.
"Di web belum ada fotonya kan pak untuk blus batiknya?"
"Belum pak karena kami belum sempat memotretnya."
"Kalau belum ada fotonya bagus pak. Kami akan memesan produk yang belum pernah ditayangkan fotonya, belum pernah muncul di manapun, karena barang-barang yang ada di tempat kami sebisa mungkin belum pernah ada di pasaran."
Agak kaget juga saya dengan special store ini. Mereka gigih hunting produk yang belum pernah ada di pasar. Kaget membuahkan peluang.... :)
"Outlet kami hanya menyajikan barang-barang dengan kualifikasi khusus. Kami berusaha keras yang ada di tempat kami tidak akan ada di tempat lain," kata staf outlet tersebut di telepon.
"Kami sangat tertarik dengan gitar batik anda. Kami ingin memesan tapi desainnya jangan sama dengan yang ada di foto. Mohon kami dikirim foto-foto motif batik yang sudah pernah bapak buat. Kami akan memesan khusus," tambahnya.
Mendengar kata special store, bagi saya itu adalah momentum sangat bagus untuk menawarkan produk lain yang juga spesial.
"Kalau soal barang-barang eksklusif, di tempat kami tidak hanya barang kerajinan saja. Semua produk di tempat kami dibuat limited edition. Produk yang pernah dibuat tidak akan dibuat lagi. Kalau pun 'terpaksa' dibuat lagi desainnya tidak mungkin sama alias eksklusif," kata saya berusaha menanamkan awareness bahwa Anin Rumah Batik adalah Always Limited Edition.
"Blus batik yang sekarang sedang jadi tren, di tempat kami semua dibuat limited edition dan exclusive. Desain blusnya tidak pernah sama," saya menambahkan.
"Di web belum ada fotonya kan pak untuk blus batiknya?"
"Belum pak karena kami belum sempat memotretnya."
"Kalau belum ada fotonya bagus pak. Kami akan memesan produk yang belum pernah ditayangkan fotonya, belum pernah muncul di manapun, karena barang-barang yang ada di tempat kami sebisa mungkin belum pernah ada di pasaran."
Agak kaget juga saya dengan special store ini. Mereka gigih hunting produk yang belum pernah ada di pasar. Kaget membuahkan peluang.... :)
Selasa, 10 Juni 2008
Saya Menang Blog Competition
Awal Mei kemarin Cooldesak (pengelola komunitas pemakai Nseries) mengadakan lomba yang mereka namakan Blog Competition. Mereka minta member komunitas ini mengirim foto yang punya nilai lebih.
Syaratnya foto itu harus diambil dengan kamera dari ponsel Nseries. Foto harus original. Yang mengambil foto haruslah yang bersangkutan sendiri. Bukan orang lain.
Akhirnya saya pun tertarik untuk mengikuti kompetisi tersebut. Saya kirimkan dua buah foto. Foto pertama adalah 'gerbong pribadi'. Sedangkan foto yang kedua adalah Menjadi 'Jurnalis'.
Sebenarnya saya lebih menjagokan foto pertama, karena kualitas fotonya menurut saya lebih prima, lebih bagus. Komposisi warna juga lebih apik.
Ternyata dewan juri memilih foto saya yang kedua yang berhasil memenangkan kompetisi ini. Mereka punya alasan sendiri memilih foto yang kedua ini.
Bagi saya, tidak ada masalah. Yang penting saya mendapat hadiah N810. Hadiah tersebuat baru saya ambil kemarin di kantor mereka di Slipi.
Sekarang Cooldesak.com masih mengadakan lomba. Temanya seputar Bola mania, karena saat ini kan sedang ada Piala Eropa. Ayo, siapa berani ikut? :)
Syaratnya foto itu harus diambil dengan kamera dari ponsel Nseries. Foto harus original. Yang mengambil foto haruslah yang bersangkutan sendiri. Bukan orang lain.
Akhirnya saya pun tertarik untuk mengikuti kompetisi tersebut. Saya kirimkan dua buah foto. Foto pertama adalah 'gerbong pribadi'. Sedangkan foto yang kedua adalah Menjadi 'Jurnalis'.
Sebenarnya saya lebih menjagokan foto pertama, karena kualitas fotonya menurut saya lebih prima, lebih bagus. Komposisi warna juga lebih apik.
Ternyata dewan juri memilih foto saya yang kedua yang berhasil memenangkan kompetisi ini. Mereka punya alasan sendiri memilih foto yang kedua ini.
Bagi saya, tidak ada masalah. Yang penting saya mendapat hadiah N810. Hadiah tersebuat baru saya ambil kemarin di kantor mereka di Slipi.
Sekarang Cooldesak.com masih mengadakan lomba. Temanya seputar Bola mania, karena saat ini kan sedang ada Piala Eropa. Ayo, siapa berani ikut? :)
Jumat, 06 Juni 2008
Jadi Nara Sumber PPBI 2008
Alhamdulillah, kemarin sore saya bisa berbicara dengan lancar sebagai nara sumber pada Lokakarya Sub-Sektor Kerajinan pada PPBI 2008 di JCC. Saya memang merasa berhak bangga karena forum ini berskala Nasional. Yang berbicara pada forum itu adalah orang-orang yang dianggap paling kompeten di bidangnya masing-masing.
Dari wakil Pemerintah yang berbicara adalah pejabat setingkat eselon I (atau yang mewakilinya). Dari wakil asosiasi juga orang nomor satu (atau yang mewakilinya) yang jadi nara sumber.
Sedangkan yang mewakili pengusaha adalah RumahBatik dan Tonton Taufik (CEO Rattanland Furniture). Rattanland adalah eksportir mebel rotan yang sudah mendapatkan penghargaan Primaniyarta dari Presiden RI. Syarat untuk bisa mendapatkan penghargaan Primaniyarta adalah perusahaan itu mampu selama 5 (lima) tahun terus menerus melakukan ekspor. Dan selama 5 tahun itu omset ekspornya harus terus naik.
"Dari semua nara sumber hanya pak Abduh yang pembicaraannya langsung pada pokok persoalan, langsung menjawab permasalahan yang dihadapi Sub-Sektor Kerajinan," kata sang Moderator di depan forum Lokakarya.
Terus terang, bagi saya peristiwa ini sangat berkesan dan tak terlupakan.
Bagaimana pun saya harus mengucapkan terima kasih kepada pak Ikhwan Sopa dan pak Hasan Basri. Lewat E.D.A.N. nya saya bisa begitu pede dan mantap berbicara di forum sebesar ini. Padahal dulu asal berbicara di depan orang banyak saya biasanya kringeten. :)
Sampai sekarang saya masih heran, kok saya bisa se-pede dan semantap itu ya... :)
Dari wakil Pemerintah yang berbicara adalah pejabat setingkat eselon I (atau yang mewakilinya). Dari wakil asosiasi juga orang nomor satu (atau yang mewakilinya) yang jadi nara sumber.
Sedangkan yang mewakili pengusaha adalah RumahBatik dan Tonton Taufik (CEO Rattanland Furniture). Rattanland adalah eksportir mebel rotan yang sudah mendapatkan penghargaan Primaniyarta dari Presiden RI. Syarat untuk bisa mendapatkan penghargaan Primaniyarta adalah perusahaan itu mampu selama 5 (lima) tahun terus menerus melakukan ekspor. Dan selama 5 tahun itu omset ekspornya harus terus naik.
"Dari semua nara sumber hanya pak Abduh yang pembicaraannya langsung pada pokok persoalan, langsung menjawab permasalahan yang dihadapi Sub-Sektor Kerajinan," kata sang Moderator di depan forum Lokakarya.
Terus terang, bagi saya peristiwa ini sangat berkesan dan tak terlupakan.
Bagaimana pun saya harus mengucapkan terima kasih kepada pak Ikhwan Sopa dan pak Hasan Basri. Lewat E.D.A.N. nya saya bisa begitu pede dan mantap berbicara di forum sebesar ini. Padahal dulu asal berbicara di depan orang banyak saya biasanya kringeten. :)
Sampai sekarang saya masih heran, kok saya bisa se-pede dan semantap itu ya... :)
Selasa, 03 Juni 2008
Pingin Bisnis, Tapi?
"Entrepreneur? Harus pak. Tapi nunggu keberanian. Nyalinya ciut banget," demikian tulisan pak Dhany di shout box saya hari ini.
"Teman saya seorang ibu rumah tangga yang jadi karyawati. Tiap hari harus berangkat pagi sekali. malam baru sampai di rumah lagi. Sekarang dia merasa capek. Ingin berhenti kerja. Tapi bingung.
Kalau berhenti kerja dia harus ngapain? Mau buka usaha bingung, usaha apa? Tabungannya nggak banyak. Ide bisnis belum punya. Kalau buka usaha lalu rugi gimana?... bla bla bla.
Saya minta saran teman-teman gimana jalan keluarnya. Kalau tidak kerja kan nggak punya uang. Mau minta duit terus terusan kepada suami malu. Kalau minta buat belanja sih nggak apa-apa, tapi kalau minta buat ke salon, misalnya, kan nggak enak ati...."
Demikian curhat salah seorang sahabat saya di sebuah milis yang saya ikuti. Ketika saya beri saran just do it, dia tambah bingung. Apanya yang harus di-do it-i?
Ketika saya katakan bahwa usaha itu perlu proses belajar, kadang 'memar' sedikit, atau 'lecet-lecet', dia malah ketakutan. "Kalau pakai 'memar' mending nggak deh," jawabnya.
Apa yang dikatakan sahabat saya maupun pak Dhany adalah realita. Sangat banyak orang yang ingin punya bisnis tapi masih belum punya nyali. Padahal kalau harus menunggu nyali, nyali itu tidak pernah datang kecuali terpaksa.
Meminta mereka membuat suasana terpaksa artifisial juga tidak mudah, karena kenyataannya mereka saat ini memang belum dalam suasana kepepet.
Akhirnya mereka saya beri saran yang cukup sederhana. Tidak banyak resiko tapi kalau dikerjakan dengan serius hasilnya bisa menakjubkan. Kalau ingin tahu silahkan Klik di sini....:)
"Teman saya seorang ibu rumah tangga yang jadi karyawati. Tiap hari harus berangkat pagi sekali. malam baru sampai di rumah lagi. Sekarang dia merasa capek. Ingin berhenti kerja. Tapi bingung.
Kalau berhenti kerja dia harus ngapain? Mau buka usaha bingung, usaha apa? Tabungannya nggak banyak. Ide bisnis belum punya. Kalau buka usaha lalu rugi gimana?... bla bla bla.
Saya minta saran teman-teman gimana jalan keluarnya. Kalau tidak kerja kan nggak punya uang. Mau minta duit terus terusan kepada suami malu. Kalau minta buat belanja sih nggak apa-apa, tapi kalau minta buat ke salon, misalnya, kan nggak enak ati...."
Demikian curhat salah seorang sahabat saya di sebuah milis yang saya ikuti. Ketika saya beri saran just do it, dia tambah bingung. Apanya yang harus di-do it-i?
Ketika saya katakan bahwa usaha itu perlu proses belajar, kadang 'memar' sedikit, atau 'lecet-lecet', dia malah ketakutan. "Kalau pakai 'memar' mending nggak deh," jawabnya.
Apa yang dikatakan sahabat saya maupun pak Dhany adalah realita. Sangat banyak orang yang ingin punya bisnis tapi masih belum punya nyali. Padahal kalau harus menunggu nyali, nyali itu tidak pernah datang kecuali terpaksa.
Meminta mereka membuat suasana terpaksa artifisial juga tidak mudah, karena kenyataannya mereka saat ini memang belum dalam suasana kepepet.
Akhirnya mereka saya beri saran yang cukup sederhana. Tidak banyak resiko tapi kalau dikerjakan dengan serius hasilnya bisa menakjubkan. Kalau ingin tahu silahkan Klik di sini....:)
Langganan:
Postingan (Atom)