Ada hal yang sangat menggelitik dan membuat kita tersenyum ketika melihat kaos di atas. Desain kaos tersebut pertama kali saya lihat ketika saya dan pak Hantiar sedang jalan-jalan di PPBI (Pekan Produk Budaya Indonesia) awal Juni ini.
Terus terang saya kagum dengan kreativitas sang desainer yang mampu menerjemahkan idenya menjadi sebuah karya seni yang detil dan disukai pasar.
Ternyata desain kaos produksi Mahanagari itu menyimpan sejarah tersendiri:
"Berawal dari kekecewaan terhadap prestasi Persib yang sangat buruk pada Liga Divisi Utama 2006 yang lalu, kita berencana memberi kritik yang membangun (bukan sarkasmu, gituh). lalu dirancanglah sebuah kaos yang temanya membangun semangat (atau mimpi) bahwa Persib bisa mengalahkan MU. Namun karena kita juga tidak bernai berbohong maka kita buat tahun kejadiannya tahun 2028.
Beberapa masalah muncul diantaranya keraguan bahwa orang tidak akan suka kaos Persib yang berwarna hitam (padahal dengan tema scoreboard, maka mau tidak mau kaosnya harus hitam), dan bagaimana menuliskan pencetak golnya (kalau pakai nama asli takut dituntut).
Akhirnya ternyata warna hitam bukan merupakan masalah dan untuk nama pencetak gol digunakan nama generik Sunda: Asep dan Ajat, plus Robby tanpa nama belakang.
Ngomong-ngomong, kalau benar 2028 nanti Persib benar-benar duel sama MU dan menang 3-0... maka itu terjadi di ulang tahun Bandung yang ke 218. Masih pada inget kan kalau tanggal 25 September (tanggal di kaos) itu ultahnya Bandung?"
Itulah contoh gol yang sangat bagus. Gol harus rinci, spesifik, dan jelas supaya otak kita mampu menerjemahkan dengan mudah dan tidak menerka-nerka. Kita jauh lebih mudah mencapai impian kita kalau gol kita jelas, rinci, spesifik.
"Wah enak ya kalau saya yang jadi sopir truknya," kata sepupu istri saya dalam hati beberapa puluh tahun lalu. Saat itu dia menjadi pesuruh sebuah toko bangunan di Solo.
Beberapa tahun kemudian dia memang 'berhasil' jadi sopir truk, tapi sopir truk di Malaysia. Ya, dia jadi TKI.
Impian dia pun berubah, "Wah enak ya kalau punya toko bangunan. Tidak pernah sepi. Selalu ada yang beli," katanya.
Kini, kalau kita melintas dari Solo ke arah Yogya, di ruas jalan antara Solo-Jatinom (Kab Klaten), salah satu toko bangunan terbesar yang ada di sana adalah milik sepupu istri saya. Dia yang beberapa puluh tahun lalu cuma jadi pesuruh toko sejenis di daerah itu juga.
Barack Obama, ketika masih jadi siswa di SDN Menteng 01 Jakarta, tiap kali disuruh menuliskan cita-citanya, dia selalu menulis "Jadi Presiden..."
Mudah-mudahan kita masih diberi umur oleh Sang Pencipta bisa menyaksikan Persib menggulung MU 3-0 pada tahun 2028....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar