Minggu lalu dua orang penjual (sales) mampir di outlet kami. Mereka membawa panci-panci yang harganya di atas rata-rata harga panci di pasaran. Sekilas panci yang mereka bawa memang mempunyai kualitas lebih baik dibanding dengan panci yang biasa ada di pasar.
Dari dua orang ini kelihatan sekali bahwa salah satu dari mereka nilai penjualannya pasti lebih tinggi dibanding temannya. Dia pinter sekali mengajak calon pembelinya ngobrol sehingga diantara penjual dan (calon) pembeli ada semacam keterikatan. Dan karena sudah terjalin "keterikatan", maka sang konsumen jadi merasa tidak enak dan kikuk kalau tidak membeli barang dagangan mereka. Dan meski sang konsumen akhirnya berhasil lolos dari "jebakan" harus beli, lolosnya tidak mudah.
"Saya tidak pernah ikut apel bu. Biasanya sih dipecat tapi ternyata nama saya tetap tercantum sebagai tenaga pemasar di sana. Mungkin karena saya selalu bisa memenuhi target, jadi tetap saja tercantum," katanya.
"Mbak, kalau sampeyan punya kemampuan menjual bagini bagus, mengapa tidak bisnis saja sendiri, tidak bergantung pada perusahaan?" tanya istri saya.
Sebuah jawaban yang aneh. Sebagai seorang pemasar yang andal ternyata pola pikirnya masih "kaca mata kuda". Pola pikirnya masih modal identik dengan duit.
Mindset bahwa yang namanya modal adalah identik dengan uang ternyata memang sudah masuk ke alam bawah sadar mayoritas orang. Jarang sekali yang melihat bahwa potensi yang dimiliki seseorang adalah modal yang sebenarnya sangat besar. Maka menjadi mudah menjelaskan fenomena mengapa seseorang yang ingin jadi pengusaha tidak kunjung action karena pola pikirnya belum berubah. Pola pikir modal identik dengan duit.
Hari minggu kemarin saya bertemu dengan seorang sahabat. Dia punya bisnis souvenir atau cinderamata. Sebenarnya perusahaan itu bukan dia yang merintis tapi 'warisan' ayahnya. Sahabat saya ini punya tempat yang sangat strategis. Dia juga punya banyak pelanggan potensial. Pelanggan yang jarang menawar harga yang dia sodorkan. Sebuah bisnis ideal, pikir saya.
"Sampeyan kan punya tempat bagus?" tanya saya.
Jawabannya membuat saya sangat heran. "Siapa bilang sampeyan nggak punya modal. Lokasi strategis itu kan modal yang sangat besar. Dan modal ini bertambah besar lagi karena anda punya pelanggan potensial yang tidak sensitif harga," sergah saya.
"Coba sampeyan datang ke pembuat atau pemilik produk. Nego dengan mereka. Ceritakan kondisi anda (lokasi, pelanggan potensial, dan sebagainya). Ceritakan semuanya. Bilang pada mereka kalau anda ingin menjualkan barang mereka. Sampeyan bilang saja ingin pinjam barang sekitar tiga hari. Kalau tidak laku barang dikembalikan."
"Bagaimana kalau mereka tidak percaya saya. Kan mereka tidak kenal saya."
"Ajak mereka ke tempat anda. Kalau perlu suruh dia nongkrong beberapa jam supaya bisa melihat profil pelanggan anda."
Sahabat saya terdiam. "Boleh juga dicoba," katanya.
"Dengan cara ini semuanya untung. Anda nggak perlu keluar uang sedangkan pemilik barang juga senang karena barangnya mendapat pasar yang bagus. Mereka pasti mau kalau sudah melihat konsumen anda," kata saya.
Sebenarnya tiap orang sudah mempunyai modar (MOdal DasAR) nya sendiri-sendiri. Tapi jarang yang melihat kelebihan modar masing-masing. Maka yang terjadi adalah ya... modar beneran. :)
ctt:
modar (bhs jawa)= KO, mati, dsb.
"Bagaimana kalau mereka tidak percaya saya. Kan mereka tidak kenal saya."
"Ajak mereka ke tempat anda. Kalau perlu suruh dia nongkrong beberapa jam supaya bisa melihat profil pelanggan anda."
Sahabat saya terdiam. "Boleh juga dicoba," katanya.
"Dengan cara ini semuanya untung. Anda nggak perlu keluar uang sedangkan pemilik barang juga senang karena barangnya mendapat pasar yang bagus. Mereka pasti mau kalau sudah melihat konsumen anda," kata saya.
Sebenarnya tiap orang sudah mempunyai modar (MOdal DasAR) nya sendiri-sendiri. Tapi jarang yang melihat kelebihan modar masing-masing. Maka yang terjadi adalah ya... modar beneran. :)
ctt:
modar (bhs jawa)= KO, mati, dsb.
Betul mas, saya kadang juga terjebak dalam situasi seperti itu. Berpikir bahwa saya tidak punya modal. Thanks buat sharingnya :)
BalasHapus