"... Jadi lah diri sendiri... Saya gak perlu memaksakan jadi Pak Roni, atau jadi Pak Abduh atau jadi Bu Yulia misalnya... atau jadi Pak Haji Ali, saya akan menjadi diri saya sendiri, kerja keras tetep, ibadah, bergaul, enjoy, tugas sosial, peduli sama keluarga, dsbnya."
Itulah komentar pak Agus Ali, juragan Auto Bridal, menanggapi tulisan "Setelah Full TDA Ngapain Ya?" nya pak Hadi Kuntoro, bos selimut Jepang.
Setuju! Tentu saja setuju dengan menjadi diri sendiri. Pertanyaannya, apakah kita sudah mengenali diri sendiri? Apakah yang kita lakukan sekarang ini sudah pas dengan karakter kita sehingga kita enjoy menjalaninya?
Pertanyaan yang sangat mudah itu ternyata cukup sulit untuk dijawab. Buktinya, seorang pengusaha sukses yang kita lihat saat ini biasanya sudah melewati fase jatuh bangun yang cukup keras. Sebelum seseorang menemukan 'jalan' yang pas buat dirinya biasanya dia mesti jatuh bangun buat menemukannya. Artinya, untuk sekadar menemukan diri sendiri seseorang biasanya 'jungkir balik' bangun dulu.
Kalau begitu bagaimana cara menemukan diri sendiri dengan cara yang cukup sederhana? Adakah metode khusus untuk menemukan diri sendiri?
Ada. Roger Hamilton sebenarnya sudah mempunyai metode yang terbukti bagus buat menemukan diri sendiri. Beberapa bulan lalu James Gwee memperkenalkan metode Roger Hamilton ini. Sayang sekali saat itu saya masih belum bisa mengikutinya. Sebabnya, biaya untuk mengikuti pelatihan metode tersebut, setelah didiskon cukup keras, kira-kira diskon 60%, biayanya masih Rp 8,5 juta. Ya sudah, sebaiknya saya 'balik kanan' dulu.
Kalau begitu adakah cara lain yang lebih efisien buat menemukan diri sendiri?
Ternyata ada juga. Kamis malam yang lalu pak Mario Teguh memberi tips cara cepat untuk bisa menemukan diri sendiri.
"Tirulah orang lain yang anda kagumi. Tiru abis dia. Bagaimana cara dia menjalankan usaha, memilih usaha, menentukan produk, memilih momen untuk launching, dan sebagainya. Pokoknya tiru saja," kata Mario Teguh.
Apakah dengan meniru itu ada jaminan kita berhasil?
"Dengan meniru anda PASTI gagal. Jelas gagal karena banyak perbedaan antara anda dan orang yang ditiru: Perbedaan latar belakang, pendidikan, kultur, waktu hidup, jam terbang, dan masih banyak lagi. Tapi dengan kegagalan itu mempercepat anda menemukan diri sendiri. Anda lebih cepat menemukan karakter yang paling pas buat anda sendiri. Dan tentu saja anda memperpendek waktu mencapai sukses."
Jadi meniru adalah sarana akselerasi untuk mencapai impian kita...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar