Kamis, 27 Desember 2007

'Pabrik' Kami pun Tenggelam

Solo,
Setelah dua hari diguyur hujan deras terus menerus, istri adik ipar saya punya firasat kurang baik. Dia kemudian meminta suaminya membawa dua anak mereka ke tempat nenek. Sedangkan anak bungsu tetap tinggal di rumah dengan ibunya.

Meski sudah puluhan tahun kawasan itu bebas banjir, tetapi lokasinya yang tidak jauh dari Bengawan Solo membuat ibu 3 anak ini khawatir. Dan ternyata perasaannya benar.

Tanggul Bengawan Solo jebol, tidak kuat menahan arus air yang begitu deras. Dari pengeras suara di masjid diumumkan bahwa sebentar lagi banjir. Semua diminta waspada. Tetapi karena derasnya hujan, pengumuman itu kurang efektif.

Dan banjir pun datang dengan sangat cepat. Mula-mula se mata kaki, betis, dengkul, paha, dan dada. Semua hanya berlangsung dalam hitungan menit. Istri adik ipar saya pun bergegas meninggalkan rumah hanya menggendong si bungsu. Dia ditolong abang becak yang mangkal dekat rumah.

Dan dalam hitungan menit pun air sudah mencapai langit-langit rumah. Tidak ada harta yang bisa diselamatkan. Semua habis, ludes. Semua barang dagangan yang sudah siap dikirim ke beberapa kota tidak selamat. Semua catatan bisnis, cek, uang tunai, komputer, motor, barang elektronik tidak bersisa. Mirip Tsunami tapi lebih lambat kejadiannya. Alhamdulillah tidak ada kurban jiwa.

"Saya tidak bisa bayangkan apa yang terjadi kalau dua anak saya belum diungsikan. Tidak mungkin saya bisa membawa 3 anak sekaligus mengarungi banjir," ceritanya sambil terus menangis. Dia menangis bukan karena kehilangan harta tapi lebih pada rasa 'sukur' karena dua anaknya sudah diungsikan lebih dulu.

Adik ipar saya, yang selama ini menjadi suplier utama saya, baik untuk batik maupun busana limited edition, terpaksa berhenti beroperasi. Saya pun juga harus menghadapi realita ini.

Bagaimana dengan produk kerajinan batik?

Setelah puluhan kali gagal menghubungi sahabat saya, suplier utama yang telah banyak membantu, pagi ini saya berhasil ngontak nomer fleksinya. Tapi yang menjawab bukan sahabat saya.

"Bapaknya lagi ke pabrik. Dia kebanjiran. Bapak sedang membersihkan barang yang bisa diselamatkan," jawab seorang ibu, famili sahabat saya ini. Telepon GSM nya tidak selamat, nyemplung ke dalam air.

Dua tonggak saya kena musibah. Untuk sementara mereka berhenti beroperasi. Kini giliran saya yang harus bisa membantu mereka. Saya sudah ada rencana B. Mohon doanya semoga plan B ini mudah jalannya. Amin.

9 komentar:

  1. Keliatannya belakangan ini mas Abduh sedang diuji, mulai dari paket via EMS yang tidak ketahuan rimbanya dan sekarang banjir yang menimpa adik ipar dan rekan kerja yang sekaligus merupakan partner penting dalam bisnis, sabar ya mas!

    Insya Allah dibalik segala cobaan akan ada hikmahnya. Saya doakan semoga tahun 2008 anda gantian kebanjiran rejeki, amin.

    Semoga selalu tabah,

    Ramli @ Nigeria

    BalasHapus
  2. Mengamini Pak Ramli, selalu ada hikmah dibalik cobaan, selalu ada peluang dibalik problem.

    Saya hanya bisa membantu dengan doa semoga segala musibah tersebut mengantarkan kepada rejeki yg tidak terduga sebelumnya.

    Keep positive thinking Pak.

    http://suhanto.blogspot.com

    BalasHapus
  3. Hahaha...Yang namanya Raja Batik yaa Tetap Raja, meskipun kebanjiran...

    Tetap Memimpin Bisnis Batik!
    Tetap Jadi Milyarder Jawa!
    Tetap Positif!
    Tetap Dinamis!

    Tetap Sukses Terus!

    BalasHapus
  4. turut berduka pak abduh; sabar, ikhtiar lan tawakal kata ustad mushola sebelah. kalau ada yang bisa dibantu, sumonggo emailin saya *sok biso mbantu kae :)

    http://pasarbatik.com

    BalasHapus
  5. Ini bukan cobaan, cm ujian untuk naik kelas pak. Naik kelas menjadi apa ?? Saya yakin, 6 bulan lagi dari sekarang, pasti ada terobosan2 menarik dan pastinya lebih menguntungkan dari bisnis bapak..

    jadi inget pak hadi tahun kemarin, stlh banjir malah suksesnya luar biasa.. sukses jg utk bapak.

    Salam TDA,

    Cahyo
    http://cahyodwi.com
    http://baju-anak.com

    BalasHapus
  6. Mas Abduh,
    Semoga tetap sabar dan tawakkal menghadapi ujian ini..

    Pasti ada hikmah dibalik kejadian ini..

    Fauzie Abdullah
    http://banguji.wordpress.com

    BalasHapus
  7. Masya Allaah...
    Baru saja Mas Abduh mau melangkah ke ekspor ("go internasional"), sudah diuji dengan cobaan berat...tanda-tanda akan jadi Pemenang, Mas! Insya Allaah.

    "Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. " Q.S. At Taghaabun (64) : 11

    BalasHapus
  8. Pak Abduh,
    Berita banjir juga datang dari beberapa supplier Furniture kami di Solo dan Bojonegoro. Turut prihatin atas musibah yang terjadi.

    Semoga segera mendapat jalan keluar atas "problem" yang sedang mampir y Pak.

    Eka
    http://www.pernik-unikdiary.blogspot.com

    BalasHapus
  9. Salam Kenal,
    Mas Abduh...
    dikatakan:
    ada rugi, karena ada untung
    ada turun, karena ada naik
    ada siang, karena ada malam
    ada hujan, karena ada kemarau
    ada musibah, ada pula berkah
    Jadi... saya yakin,
    kalau di akhir tahun 2007 ada musibah, berarti di tahun 2008
    Anda bisa menjadikannya menjadi BERKAH...
    ya kan?

    Salam,

    R. Lilik Siswanto

    BalasHapus