Senin, 18 Juni 2007

Gagal atau Digagalkan?


Sabtu malam kemarin ada yang menarik. Di O'Channel ada acara Business Art With Mario Teguh. Terus terang saya tidak sempat melihat acara ini secara penuh. Saya menemukan acara ini ketika sudah ketinggalan separo waktu tayang.

Menjawab pertanyaan dari pemirsa yang mengeluh karena bisnisnya gagal terus, Mario memberikan jawaban singkat. Menurut saya jawaban ini meski singkat namun mengandung makna sangat dalam.

"Pak, dalam bisnis tidak ada yang namanya gagal. Yang ada adalah "digagalkan" oleh Sang Pencipta karena barangkali anda secara mental belum siap. Nanti kalau anda sudah siap mental maka Dia akan memberikan keinginan anda. Atau, anda "digagalkan" karena bidang yang digeluti tidak cocok dengan kepribadian anda," jawab Mario Teguh.

Saya sempat kaget dengan jawaban ini. Bagaimana cara menjelaskan konsep "digagalkan" ini?

"Inilah bentuk cinta Sang Pencipta kepada makhluknya karena "menggagalkan" keinginan kita. Coba ingat dan perhatikan seorang bayi. Waktu bayi kita semua kan ingin memasukkan semua benda ke dalam mulut kita. Dan apa yang dilakukan ibu? Menggagalkan usaha kita kan? Mengapa sang ibu menggagalkan keinginan bayi memasukkan apa saja ke dalam mulut? Inilah bentuk cinta kasih ibu ...," mario Teguh menambahkan.

"Jadi jangan pernah mengeluh dengan kegagalan. Coba lagi dan coba lagi. Kalau waktunya sudah tepat dan anda sudah bisa "membedakan" mana yang "baik" dan "buruk", mental anda sudah siap dan kuat, keberhasilan hanyalah masalah waktu. Tinggal usaha anda untuk memperpendek waktu menuju keberhasilan...," kata Mario menutup jawaban untuk sang penanya.

Menjawab pertanyaan lain pak Teguh sering bilang bahwa yang menyebabkan seorang berhasil dalam bisnis adalah karena faktor keterdesakan. Karena terdesaklah maka orang akan berhasil.

"Lalu bagaimana kalau dalam kenyataannya orang tsb sebenarnya tidak dalam kondisi terdesak?,"

"Ciptakan kondisi terdesak artifisial. Anda harus membuat kondisi dan suasana terdesak (artifisial), baru lah anda bisa berhasil," Jawab pak Teguh

Terdesak artifisial inilah yang juga diciptakan oleh Prof Johanes Surya, pembina TOFI (Tim Olimpiade Fisika Indonesia). Supaya terjadi mestakung, kita harus menciptakan kondisi terdesak. Kita harus membuat target2 tertentu. Dan target itu harus diumumkan kepada khalayak. Kalau diumumkan kepada orang lain kan kita malu kalau target tidak tercapai. Setelah itu baru lah kita action (melangkah). Tidak hanya melangkah tapi melangkah yang konsisten.

Dalam rumusan Prof Johannes mestakung bisa terjadi kalau ada Krilangkung (Kritis, Melangkah, Tekun). Kalau tidak ada Krilangkung jangan harap ada Mestakung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar