Rabu, 27 Juni 2007

TDA-ers: Antara "Jet" dan "Mesin Uap"


"Keadaan kita hari ini adalah akumulasi dari perbuatan kita di masa lalu, maka mulailah menabur kebaikan hari ini...," demikian cuplikan kalimat yang dibuat oleh Andrie Wongso, salah satu motivator Indonesia.

Memang semua kondisi yang kita temui saat ini merupakan rangkaian proses panjang. Tidak berdiri sendiri. Apapun karya manusia semuanya melalui proses dan penyempurnaan tiada henti.

Kemudahan mobilitas yang kita rasakan saat ini adalah sebuah proses panjang karya manusia. Diawali oleh Thomas Savery dan Thomas Newcomen, insinyur Inggris penemu mesin uap pada abad 18. Kemudian datang James Watt menyempurnakan kinerja mesin karya dua insinyur Inggris tsb.

Insinyur kelahiran Skotlandia ini secara tekun mempelajari sifat-sifat dari uap, terutama yang berhubungan dengan kepadatan, suhu hingga tekanannya. Dia merancang tempat terpisah pemadat uap dalam mesin, gunanya mencegah kehilangan uap yang besar dalam mesin silinder serta menaikan kondisi tabung. Mesin baru ini kemudian dipatenkan oleh James Watt pada 1769

Inilah awal dari sebuah proses panjang karya manusia di bidang teknologi mekanik. Kemudian datang Rudolf Diesel, seorang insinyur dari Perancis. Diesel barhasil menciptakan mesin bertekanan panas yang dikenal dengan mesin diesel. Karyanya berhasil mendapatkan hak paten pada 1893.

Penemuan ini kemudian melahirkan berbagai penemuan yang sulit untuk kita ikuti satu persatu. Dunia mencatat bahwa pada 1903 Wright bersaudara berhasil menerbangkan Flyer, prototip pertama pesawat udara. Setelah zaman Wright, pesawat terbang banyak mengalami modifikasi baik dari rancang bangun, bentuk dan mesin pesawat. Hingga kemudian ditemukan mesin jet yang untuk pertama kali berhasil dipasang di pesawat terbang pada 11 Juni 1928.

Proses. Inilah kata yang harus kita lewati untuk mewujudkan mimpi. Tidak ada sebuah realita yg terwujud tanpa melalui proses. Kita berhasil naik sepeda setelah beberapa kali mengalami proses jatuh-bangun, bahkan tidak jarang masuk selokan.

Pertanyaannya, apa hubungannya itu semua dengan para TDA-ers?

Kalau kita mengikuti milis dan mengunjungi blog para TDA-ers mungkin banyak pertanyaan di benak kita. Ada member yang pergerakan bisnisnya cepat, melesat bak mesin jet. Banyak inovasi dan langkah tak terduga yang mereka buat.

Tapi di pihak lain lebih banyak yang pergerakan usahanya tertatih-tatih seperti "mesin uap". Mereka belum juga menemukan settingan yang pas. Karena pakai "mesin uap" maka sering pergerakannya terhambat di tengah jalan dan berjalan dengan cara nggremet (merayap).

Apa kira-kira penyebabnya?

Asumsi saya, para TDA-ers yang berhasil melesat cepat sebenarnya bukanlah orang yang baru memulai usaha ketika bergabung dengan komunitas ini. Mereka adalah orang-orang yang sebenarnya sudah mempunyai flying watch (kata Thukul) cukup lama. Mereka sudah pernah mengalami jatuh bangun sebelumnya (bahkan babak belur mungkin). Mentalnya sudah terasah. Tapi karena satu dan lain hal mereka memilih menghentikan usahanya dan menjadi TDB.

Nah ketika bertemu dengan komunitas yang frekwensinya pas, sensornya langsung nyambung. Mereka kembali bangkit dengan motivasi yang terjaga karena berada di tengah "kolam" yang sama. Nah kemampuan yang pernah terasah inilah yang menyebabkan mereka cukup cepat melesat. Ibarat supir yang sudah bertahun-tahun tidak pegang mobil, begitu belajar kembali cara nyopir yang baik, mereka langsung piawai pegang mobil.

Jadi bagi para TDA-ers yang belum juga menemukan settingan yang pas tidak usah kecil hati. Ikutilah proses. Jangan melihat pada TDA-ers yang sudah berhasil saat ini tapi lihatlah bagaimana mereka jatuh bangun "menyusun" bangunan mimpi ketika belum ada komunitas TDA.

Betul nggak asumsi saya? Yuk kita lakukan survey...:)

1 komentar:

  1. Betul pak Abduh, saya setuju sekali dengan pendapat anda ini, memang semua orang sukses yang saya kenal langsung maupun tidak langsung, mereka semua melalui sebuah proses yang panjang. Melalui proses pembelajaran, jatuh bangun yang trkadang kita tidak lihat, karena kita kenal mereka hanya pada waktu mereka sudah sukses.

    BalasHapus