Senin, 09 Juli 2007

Liar-Liar


Setelah mengikuti seminar Quantum Ikhlas yang dibawakan oleh Pak Nunu hari Sabtu kemarin saya jadi teringat dengan film komedi Liar-Liar. Film produksi Universal Pictures pada tahun 1997 tersebut dibintangi oleh Jim Carrey. Jalan cerita film ini cukup menarik, maka tidak mengherankan kalau mampu menembus box office Amerika dengan mengumpulkan pendapatan hingga USD 181,395,380

Adalah Fletcher Reede (Jim Carrey), seorang pengacara kondang yang seringkali berbohong untuk menyelamatkan kliennya. Liar Liar ini ternyata adalah plesetan dari bahasa inggris Lawyer yang merupakan profesi dari Reede yang mengunakan kebohongan untuk memenangkan kasus.

Dia mempunyai istri tapi sudah pisah rumah karena si Reede tidak pernah menepati janji. Begitu pula dengan anaknya. Dia selalu bohong. Apa pun yang diucapkan adalah dusta. Begitu terbiasanya dengan dusta hingga dia tidak bisa lagi membedakan antara realita dan dusta.

Pada suatu hari anaknya yang berulang tahun kesal karena si ayah tidak bisa datang dengan berbagai alasan. Dan sang anak tahu bahwa alasan yang dikemukakan ayahnya adalah bohong. Puncak kekesalan sang anak akhirnya melahirkan doa. Doa yang keluar dari lubuk hati terdalam. Sebelum meniup lilin di kuenya, si anak mengucapkan permohonan di dalam hatinya. Permohonannya kali ini adalah agar dalam SEHARI saja Ayahnya tidak dapat berkata bohong.

Permohonan si anak ternyata terkabul. Esok paginya si Ayah bangun dan mulai tidak dapat berkata bohong, Semua ucapan yang keluar dari mulutnya adalah pernyataan yang jujur dan apa adanya. Tentu hal ini merepotkan berkenaan dengan statusnya sebagai pengacara yang kebetulan hari itu ada sidang. Sidang yang menentukan karirnya.

Film berdurasi 1 jam 27 menit ini menyuguhkan kejadian-kejadian lucu khas Jim Carrey. Di dalam sidang sang pengacara tidak bisa berbohong. Banyak ucapan2 nya malah memojokkan kliennya. Sang klien marah besar tapi si Reede tidak berdaya dengan mulutnya. Semua perkataannya adalah kebenaran. Dan ternyata di sidang itu dia bisa memenangkan perkara walau harus berkata jujur. "Ternyata jujur bisa menang," ucapnya dengan penuh heran.

Selesai sidang dia cepat-cepat menemui sang anak utk mengucapkan selamat ulang tahun. Di sana lah sang ayah baru tahu penyebab dia tidak bisa berbohong. "Saya memang berdoa sehari saja ayah tidak bisa dusta," kata anaknya. Mendengar itu dia minta sang anak mencabut "kutukannya". Karena merasa kasihan kepada ayahnya sang anak berusaha untuk mencabut doanya.

Aneh! Kali ini sang anak gagal mencabut "permohonan jelek" buat sang ayah. "Maaf saya tidak mampu mencabut doa saya karena TIDAK keluar dari hati saya," kata sang anak kepada Reede. Rupanya kutukan yang terkabul itu berasal dari hati yang terdalam, sedangkan doa mencabut kutukan hanya keluar dari mulut tanpa "melewati" nurani. Rupanya "negative feeling" lebih powerful dibanding "negative thinking". Kekuatan nurani jauh lebih besar dari pada kekuatan fikiran.

Setiap manusia mempunyai fitrah. Fitrah itu sama untuk semua bangsa. Tetapi begitu "turun" ke Bumi banyak variabel yang mempengaruhi fitrah tersebut. Variabel-variabel itu kalau tidak "disaring" mampu menutup sang fitrah sehingga manusia sering melakukan perbuatan di luar kehendak Sang Pencipta.

Maka tatkala kita dihadapkan pada pilihan sulit Rasulullah meminta kita mengembalikan dan menanyakan kepada Sang Nurani. Nurani yang selalu mengusung fitrah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar