Jumat, 20 Juli 2007

Multiplier Rahmat


"Gimana pak kontrakannya?" tanya saya kepada tukang ojek yang biasa mangkal dekat rumah. Selain narik ojek bapak ini juga mempunyai beberapa "pintu" (istilah untuk rumah petak) yang dikontrakkan.

"Alhamdulillah tidak pernah kosong. Tiap ada yang pindah selalu ada yang ngisi," jawabnya.

Menurut saya bapak ini memang cukup beruntung. Rumahnya yang dekat dengan sebuah pabrik besar garmen di Bekasi membuatnya punya penghasilan bagus hanya dari kontrakan.

Tiba-tiba di pikiran saya terlintas sebuah kekaguman besar terhadap pemilik pabrik itu. Saya sama sekali tidak mengenal siapa mereka. Yang saya tahu owner pabrik itu adalah orang Korea. Hanya itu.

Tiba-tiba juga saya iseng ingin menghitung-hitung. Pabrik itu mempekerjakan kurang lebih 3000 orang, hampir semuanya perempuan. Ada dua shift sekali masuk. Jadi dalam satu shift ada sekitar 1500-an orang.

Hanya dari satu pabrik ini saja terjadi "reaksi berantai" yang cukup panjang dan berliku. Setiap jam istirahat (istirahatnya digilir) di depan pabrik itu berjejer puluhan, mungkin ratusan pedagang kaki lima. Dari jualan pakaian dalam sampai VCD ada di situ. Begitu pula batik, pakaian perempuan, kerudung, pakaian anak, mainan anak, asesoris, tumplek di sana.

Tidak ketinggalan ketoprak, mie ayam, bakso, nasi padang, soto ayam, warteg (ini memang spesialis mereka), es doger, es kelapa muda, sampai daun muda, berbaur di sana. Tidak ketinggalan tukang ojek yang jumlahnya puluhan ikut nongkrong juga. Mereka semua mendapatkan rezeki di sana. Luar biasa. Sangat susah bagi motor, apalagi mobil, untuk lewat di depan pabrik itu kalau pas jam istirahat.

Jika jam pulang sudah mendekati waktunya, area itu berubah menjadi "lautan" motor yang sudah stand-by. Susah membedakan mana yang penjemput dan mana yang tukang ojek. Tampang mereka hampir semuanya sama. Juga celoteh anak-anak yang ikut menunggu ibunya/tantenya/kakaknya ikut meramaikan suasana...

Bisa dibayangkan kalau satu pekerja, anggap saja, mempunyai tanggungan dua orang di rumah. Maka ada 9000 orang yang ikut merasakan keberadaan pabrik itu. Anggap saja 15-20% diantara mereka ngontrak di rumah petak, berarti ada sekitar 600 "pintu" yang kecipratan pabrik itu. Belum lagi ratusan pedagang kaki lima, penjual makanan, dll. Padahal pada pedagang kaki lima dan penjual makanan juga mempunyai tanggungan di rumah... Luar biasa manfaat adanya pabrik itu bagi lingkungan sekitar.

Tiba-tiba terbayang di benak saya alangkah mulianya manusia yang bisa mempekerjakan orang lain. Dia sendiri dapat profit sekaligus memberi (multiplier) rahmat kepada sesama.

Padahal motto TDA saja "cuma" Bersama Menebar Rahmat. Tapi kalau kalimatnya ditambah dengan "multiplier", ya nggak enak dengernya di telinga...:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar