Senin, 23 Juli 2007

Untung Huruf A


"Selamat siang pak. Maaf berhubung sebentar lagi saya mau menikahkan anak, saya berniat menarik dana penyertaan saya Rp 20 juta bulan ini. Tks."

Demikian bunyi sms dari salah satu sahabat yang nyelonong ke ponsel saya beberapa bulan lalu. Tidak lama kemudian datang sms lagi, "Maaf, salah kirim."

Saya tidak begitu kaget dengan sms seperti itu. Cukup sering saya menerima berita yang sebenarnya bukan konsumsi saya tapi akhirnya jadi "termakan" juga.

"Nina (bukan nama sebenarnya), bagaimana kalau nanti kita bertemu di tempat biasa?" adalah salah satu pesan singkat yang juga pernah mampir di ponsel saya. Saya tidak tahu pasti siapa Nina yg dimaksud oleh teman saya itu. Mudah-mudahan sih istrinya :)

Pernah juga saya menerima pesan singkat yang berisi ungkapan perasaan dari seorang sahabat yang sedang mengalami masalah keluarga. Masalah yang sangat pelik. Dia sebenarnya bermaksud mengirim pesan ke keluarganya tapi malah nyasar ke ponsel saya. Yah, mudah-mudahan saat ini masalahnya sudah selesai dengan baik.

Ada dua sebab mengapa sms yang sebenarnya secret bisa masuk ke "kamar" yang salah. Barangkali sang pengirim sangat tergesa-gesa sehinga tidak memeriksa lagi alamat tujuan, pokoknya langsung send saja. Akhirnya salah masuk. Sedangkan sebab kedua adalah karena nama saya berawalan dengan huruf A. Jadi otomatis letaknya paling depan. Jarang ada nama lain yang bisa berada di depan saya kecuali direkayasa :)

Saya sendiri sama sekali tidak merasa terbebani dengan pesan-pesan yang salah "kamar" itu. Kadang ada "untungnya" juga, masalah pribadi orang lain bisa saya ketahui tanpa saya kehendaki. Untung saya pinter jaga rahasia, hehe. Jadi wahai para sahabat, hati-hati sebelum mengirim sms. Pastikan bahwa alamatnya sudah benar, ya to.

Juga cukup sering saya mendapat kiriman sms. Setelah saya lihat ternyata hurufnya konsonan semua, mirip ejaan Rusia. wrtcxgptyjkprddwnbcvxxz adalah salah satu kalimat dari puluhan sms yang pernah saya terima. Atau tidak jarang sms yang masuk hanya pesan kosong alias tidak ada hurufnya. Saya yakin pesan itu bukan datang dari badan intelejen, maka ya di delete saja. Biasanya tidak lama kemudian datang sms susulan, "Maaf pak, hp nya dimainan anak ." Yah, maklum.

Tidak jarang pula ponsel saya berdering. Setelah diangkat ternyata hanya terdengar "rrrrrrrrrr.....," Hanya suara motor dan lalu lalang kendaraan. Jelas sekali sang "pengirim" sedang (biasanya) naik motor. Biasanya terjadi pas jam sibuk pulang kantor. Atau ketika diangkat yang terdengar adalah obrolan orang yang sedang menikmati suasana santai. Tapi pernah juga yang masuk ke telinga saya adalah suasana meeting sebuah kantor...

Tapi dari sekian puluh pesan atau panggilan yang salah "kamar" itu ada dua yang cukup berkesan. Yang satu berasal dari teman saya dari Jawa Timur. Saat itu tiba-tiba saya mendapat "bom" sms. Ponsel saya menerima sangat amat banyak sms kosong. Sempat jengkel juga saat itu. Saya bel teman saya tapi tidak bisa masuk. Ponselnya mati. Tapi sms kosong terus saja membombardir. Saya bel lagi tapi ponselnya mati. Saya mulai marah. Tapi yang mau dimarahi tidak terjangkau. Saya pun pasrah.

Setelah sekian jam berlalu tiba-tiba diam. "Tembakan" sms berhenti. Saya heran, kok berhenti. Belum hilang keheranan saya tiba-tiba ada sms masuk dari nomor yang belum saya kenal. "Pak, hp saya error nih. Sms yang ke bapak membuat pulsa saya habis. Ini saya pakai hp teman." Lho, kok malah saya yang kena marah, apa dosa saya? cape deh.

Dan yang paling berkesan adalah ketika beberapa minggu lalu ada panggilan masuk. Begitu saya angkat mati. Berdering lagi, diangkat lagi, mati lagi. Kejadian ini sampai beberapa kali. Saya sempat hampir jengkel, manusiawi kan.

Tidak lama kemudian ada sms masuk, "Maaf pak, kalau ada misscall dari nomer ini jangan diangkat ya. Anak saya sangat senang dengan iRing (nsp) Bapak. Saya adalah pelanggan bapak." Tiba-tiba hati saya langsung nyesss, terharu. Susah diungkapkan.

Sampai sekarang saya masih sering mendapat misscall dari nomor ini. Khusus untuk nomor ini memang di-silent. Jadi biar sang anak bisa menikmati "Tombo Ati" versi keroncong dengan leluasa...

2 komentar:

  1. ceritanya bgs...
    ada yang lucu, gemesin, yang haru juga ada...
    selamat berkarya... dan memberikan banyak manfaat :)

    BalasHapus
  2. Nama dengan awalan huruf A atau Z memang sering jadi korban salah pencet dan hp yang dimainin anak2 yang empunya hp. Makanya di hp saya tambahin nomor fiktif dengan nama aaa dan zzz, biar temen2 yang pakai nama a dan z nggak tergganggu dengan kreatifitas dan keusilan anak saya yg baru berumur 3 thn. Anyway, it's a good story.

    BalasHapus