Senin, 27 Agustus 2007

Enaknya Tahu Pasar


Minggu kemarin kami meramaikan bazar yang diadakan RW dalam rangka memeriahkan Hari Kemerdekaan RI ke 62. Ceritanya dua minggu lalu pak RT datang ke rumah. Beliau minta saya ikut memeriahkan bazar RW dengan memajang produk busana yang semuanya Limited Edition. Pak RT meminta kami karena dari RT 06 baru satu orang yang sudah menyatakan bersedia memeriahkan bazar tersebut. "Dari RT kita masih kurang pesertanya pak," alasan pak RT meminta kesediaan kami.

Apa boleh buat. Kami tidak mungkin menolak permintaan pak RT. Disamping karena Beliau sudah kenal baik dengan saya, di RT 06 kami kan sudah dikenal buka toko busana. Jadi permintaan pak RT sangat logis.

Tetapi persoalan kemudian muncul. Menurut pengalaman saya, acara bazar yang diadakan di tempat terbuka, apakah kelasnya RW, kelurahan, kecamatan, bahkan tingkat kota sekali pun, biasanya punya kekhasan. Kalau EO-nya kurang berorientasi komersial, biasanya produk yang pas untuk bazar di tempat terbuka adalah makanan, minuman, dan permainan anak. Kalau ada produk non makanan maka yang bisa "masuk" adalah yang punya kisaran harga sepuluh ribu-an rupiah pas. Kalau pun lebih mahal kira-kira Rp 15.000 masih bisa masuk lah.

Wah, itu berarti produk saya sama sekali tidak madolke kalau untuk acara bazar. Padahal kami sudah terlanjur bersedia ikut serta. Tidak mungkin kami datang ke pak RT dan bilang kalau produk kami tidak cocok.

Beruntung istri saya punya "masa lalu" yang ternyata masih bisa diberdayakan untuk saat ini. Dia punya ide untuk menjual saja produk makanan yang diyakini disukai pengunjung. Setelah berembug dengan tetangga yang sehari-hari jualan makanan-minuman, istri saya memutuskan memajang rujak khas Solo, es buah, dan es jus. Supaya tidak repot dan tidak "kotor" ketika melayani pembeli, semua makanan tersebut dikemas ke dalam gelas plastik. Praktis.

Benar saja, produk yang kami pajang ludes dibeli. Rujak khas Solo adalah makanan yang termasuk paling digemari karena jarang ada di Jakarta. Bahkan ada tetangga yang sampai datang ke rumah karena yang mereka cari sudah habis.

Hampir semua produk makanan laris manis. Produk non makanan ada juga yang laris manis, yaitu kerudung yang dibandrol lima ribu perak pas. Seorang warga RT 04 yang nekat memajang busana muslim dengan indahnya akhirnya harus nyerah karena meski sudah dibanting Rp 50.000 per biji, tetapi untuk bazar kurang "kena".

Enak memang kalau kita tahu pasar yang akan dihadapi. Yah, itu semua memang perlu fly watch (kata Thukul).... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar