Kamis, 09 Agustus 2007

Puskesmas Pro Anak


Anda masih ingat dengan kalimat, "Awas jangan nakal ya. Kalau nakal nanti disuntik pak dokter." Kalimat yang dulu sering terdengar di telinga anak-anak membuat banyak anak sering ketakutan kalau harus ke dokter. Dokter adalah musuh anak. Dokter adalah memedi.

Tadi pagi di acara Good Morning TransTV ada satu tayangan menarik tentang dokter dan tempat prakteknya. Di Pasuruan para tenaga medis Puskesmas Kandang Sapi (ini nama kampung) Pasuruan punya kiat menarik membuat puskesmas jadi sahabat anak-anak.

Kalau anak-anak biasanya cenderung rewel dan takut kalau harus ke puskesmas maka anak-anak di Kandang Sapi cenderung senang berlama-lama di puskesmas. Di tempat kesehatan bagi masyarakat tersebut disediakan berbagai mainan anak-anak. Jadi baik anak yang masih harus menunggu dipanggil dokter maupun anak yang sudah selesai diperiksa tapi masih harus menunggu obat dibuat senang. Mereka tidak bosan kalau harus menunggu.

Para orang tua juga sangat senang dengan kiat para pengelola puskesmas. Upaya kreatif mereka telah membuahkan hasil. Mereka jadi dicintai masyarakat. Ibarat bisnis upaya marketing tenaga medis telah menemukan hasilnya. Dan puskesmas dengan "hanya" ditambah mainan anak ini ternyata baru satu-satunya di Indonesia... Luar biasa. Mengapa yang lain tidak terfikir ya untuk berkreasi seperti itu.

Ternyata kreatifitas puskesmas Kandang Sapi tidak hanya pro anak tapi juga pro akupunktur.
Teknik pengobatan akupunktur dikenal mahal. Hanya kelompok masyarakat tertentu yang mau memanfaatkan model pengobatan ini. Tapi Puskesmas Kandang Sapi, Pasuruan menawarkan akupunktur dalam salah satu pelayanan poli klinik mereka.

Puskesmas Kandang Sapi di Pasuruan ini tidak hanya berani menyediakan layanan akupunktur. Puskesmas ini juga berusaha menepis anggapan bahwa akupunktur selalu mahal. Caranya, biaya pengobatan dengan metode akupuntur ditetapkan dengan standar tarif puskesmas.

Menurut Nur Layla, Kali pertama didirikan, pasien poli akupuntur bisa dihitung dengan jari. Bahkan pernah dalam sehari tidak ada satupun pasien yang datang. Tapi keinginan Puskesmas Kandang Sapi memasyarakatkan model pengobatan akunpunktur tidak pernah kendor. Sebab, mereka memaklumi jika masyarakat masih dihantui dengan animo tentang mahalnya biaya yang harus dikeluarkan jika mereka memilih berobat dengan akupunktur.

Setahun berjalan, pengobatan akupunktur mulai dikenal. Tarif bertaraf Puskesmas yang diterapkan di Puskesmas Kandang Sapi ini mulai digemari dan menjadi jujugan pasien. Utamanya mereka yang ingin melakukan perawatan kecantikan. Mulai dari perampingan, kecantikan wajah, mencegah kekeriputan, uban, ataupun kerontokan.

Saking besarnya antusias masyarakat terhadap pengobatan akupunktur di Puskesmas Kandang Sapi, dokter spesialis akupunktur harus rela lembur. Bahkan jika jumlah pasien sehari mencapai 20-30 orang, kepulangannya mundur hingga pukul 15.00.

Hanif, salah seorang pasien langganan yang aktif terapi pengobatan di poli akupunktur Puskesmas Kandang Sapi mengaku sudah merasakan kelebihannya. Itu sebabnya, dia sudah tidak bisa meninggalkan terapi yang didampingi oleh dr Retno. Mulai dari pengobatan penyakit, hingga kecantikan.

"Hasil akupunktur sudah banyak yang saya rasakan. Ternyata tidak harus bayar mahal untuk bisa mengikuti terapi akupunktur. Di puskesmas, atau di klinik luar model terapinya sama. Saya tidak pernah meragukannya," terang Hanif dengan mimik puas.

Kreatif, memberi solusi, membuka peluang...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar